kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,47   7,72   0.86%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moody's: Utang 4 produsen batubara RI naik 28%


Kamis, 23 Agustus 2012 / 18:39 WIB
Moody's: Utang 4 produsen batubara RI naik 28%
ILUSTRASI. Warga melakukan olahraga di Taman Hijau Simpang Lima Gumul yang ditutup di Kediri, Jawa Timur, Minggu (11/7/2021). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/foc.


Reporter: Astri Kharina Bangun |

SINGAPURA. Lembaga pemeringkat Moody's mengatakan bahwa beban utang outstanding para produsen batubara Indonesia yang masuk pemeringkatan Moody's naik 28% pada periode 2009 ke 2011. Sebab, utang untuk membiayai ekspansi, akusisisi, dan peningkatan integrasi perusahaan bertambah.

Saat ini Moody's memeringkat empat perusahaan batubara Indonesia. Keempatnya adalah PT Adaro Indonesia Tbk (ADRO), PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Indika Energy Tbk (INDY).

Masalahnya, kenaikan beban utang ini akan mengancam perusahaan batubara itu mendapat rating negatif. Terutama karena terjadi di tengah harga batubara yang melemah. Moody's mengungkapkan hal ini dalam laporan bertajuk 'Ketahanan Perusahaan Tambang Indonesia Diuji Jika Harga Tetap Rendah' yaang terbit pada 17 Agustus 2012.

Pekan lalu, Moody's telah mengubah outlook INDY dan BRAU dari positif menjadi stabil, tapi tetap menegaskan peringkat masing-masing di level B1. Peringkat ADRO masih tetap Ba1 dengan outlook stabil. Sementara BUMI turun peringkat dari Ba3 menjadi B1 dengan outlook stabil.

Harga belum bisa rebound

Selain itu, Moody's memperkirakan harga batubara termal Newcastle, tolok ukur harga batubara di Asia, akan berada pada kisaran US$ 90- US$ 95 per ton tahun ini. Angka tersebut tidak akan banyak rebound pada 2013, kecuali keseimbangan permintaan dan penawaran membaik.

Ia juga memperkirakan biaya produksi perusahaan tambang di Indonesia tahun ini akan naik 5%-15%. "Tren ini akan menekan marjin operasional," ujar Simon Wong, Wakil Presiden dan Analis Utama Moodys, Rabu (22/8).

"Melihat ke depan, produsen batubara harus menjaga modal dan likuiditasnya dengan merasionalisasi rencana belanja modal (capex). Ditambah lagi, harga batubara diperkirakan belum akan bisa kembali ke level puncaknya pada 2011, yakni US$ 130 per ton dalam waktu dekat," papar Wong.

Dalam laporan tersebut, Moody's juga memperkirakan impor batubara China akan melambat pada paruh kedua tahun ini. Setengah dari impor batubara China berasal dari Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×