Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk (EPAC) belum berencana melakukan ekspansi bisnis khusus di tahun ini. Pihaknya mengaku masih akan menerapkan pendekatan wait and see, sembari memantau perkembangan pandemi Covid-19 di tanah air.
Meskipun masih dihadapkan dengan kondisi pandemi, Corporate Secretary Megalestari Epack Sentosaraya Alex Budiarjo yakin prospek bisnis EPAC akan tetap cemerlang di tahun ini. Hal itu seiring dengan digencarkannya program vaksinasi yang dapat mendorong kembali aktivitas sekolah tatap muka. Yang mana, apabila hal itu tercapai diproyeksikan dapat meningkatkan kebutuhan akan kemasan makanan yang merupakan lini bisnis EPAC.
"Dan pada saat yang bersamaan, kami memprediksi akan terjadi peningkatan kebutuhan baik pada plant rotogravure printing (konvensional) maupun plant digital printing kami," ungkap Alex kepada Kontan.co.id, Senin (14/6) lalu.
Di tahun ini, EPAC pun membidik penjualan sebesar Rp 200 miliar atau meningkat sekitar 25,48% dari torehan penjualan di tahun 2020 senilai Rp 159,38 miliar. Alex berujar, realisasi target penjualan hingga Juni 2021 sudah berada di level Rp 75 miliar dan diharapkan dapat tercapai hingga penghujung tahun nanti.
Baca Juga: Meski penjualan turun, Megalestari Epack (EPAC) berhasil kerek laba bersih di 2020
Dia menambahkan, EPAC seraya optimis dapat mencapai target penjualan tersebut karena sejumlah lini bisnis perseroan yang memiliki peluang positif untuk menggenjot penjualan di tahun ini. Salah satunya lewat lini bisnis digital printing yang melayani segmen UKM dan UKM yang nilai penjualannya terus mengalami peningkatan.
"Dengan meningkatnya nilai penjualan online akibat pendemi, seiring dengan hal itu kami yakin hal ini akan membantu memperluas pangsa pasar kami sebagai produsen kemasan," tambahnya.
Di sisi lain, plant Rotogravure Printing (konvensional) milik EPAC juga memiliki potensi yang besar untuk menopang pendapatan di tahun ini melalui pengembangan-pengembangan yang terus dilakukan oleh perseroan. "Di samping itu kami juga terus melakukan pengembangan melalui lini Plant Rotogravure Printing (konvensional)," ujar Alex.
Namun sayang, Alex belum bisa buka-bukaan terkait alokasi capital expenditure (capex) EPAC di tahun 2021 lantaran masih dalam tahap formulasi oleh dewan direksi.
Adapun, di tahun lalu EPAC menorehkan penurunan penjualan 20,52% secara tahunan atau yoy dari semula Rp 200,54 miliar di tahun 2019 menjadi Rp 159,38 miliar. Penurunan tersebut utamanya ditopang oleh melemahnya daya beli, terutama pada segmen camilan atau snack sehingga mempengaruhi permintaan atas produk kemasan EPAC.
"Terjadinya penurunan pendapatan perseroan di tahun 2020 dibandingkan tahun 2019, dikarenakan ditutupnya mayoritas dari aktivitas offline sekolah di tahun 2020 akibat pandemi Covid-19," terang Alex.
Namun, EPAC tetap berhasil meraup laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,83 miliar. Torehan tersebut tumbuh signifikan 50,73% yoy dari capaian laba bersih sebelumnya senilai Rp 2,54 miliar.
Selanjutnya: Megalestari Epack Sentosaraya (EPAC) targetkan penjualan capai Rp 235 miliar di 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News