kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tak terbebani PSBB, analis rekomendasikan buy saham SCMA


Rabu, 14 Oktober 2020 / 07:05 WIB
Tak terbebani PSBB, analis rekomendasikan buy saham SCMA


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dengan kasus positif virus corona yang masih terus bertambah, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih menjadi salah satu cara pemerintah dalam mengerem laju penyebaran Covid-19. Baru-baru ini, pemerintah kembali menerapkan PSBB di DKI Jakarta.

Kendati demikian, efek PSBB kali ini dinilai tidak akan memberatkan emiten media seperti PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya menjelaskan, PSBB kali ini lebih longgar dibandingkan dengan PSBB transisi fase I sebelumnya. Bahkan, ia melihat ini justru sebagai katalis positif untuk SCMA.

“Aktivitas produksi bisa perlahan kembali ke level awal seiring PSBB yang lebih longgar. Selain itu, pada paruh kedua tahun ini, beberapa acara yang biasanya diselenggarakan secara live juga mulai kembali tayang, seperti acara-acara dari platform e-commerce,” jelas Rendy kepada Kontan.co.id, Selasa (13/10).

Baca Juga: Analis ini rekomendasikan buy saham SCMA, ini alasannya

Lebih lanjut, rendy menilai SCMA akan berpotensi mencatatkan perbaikan dibandingkan dengan semester I-2020. Dengan kembali mulai ditayangkannya program-program live, proses produksi yang pulih, dan pemulihan kinerja di berbagai sektor usaha, akan berdampak positif terhadap peningkatan permintaan iklan televisi dan digital ke depan.

Terlebih, acara-acara live memiliki revenue per hour yang tinggi dan berpotensi untuk meningkatkan pendapatan SCMA di 2H20.

SCMA sendiri cukup terpukul oleh dampak diberlakukannya PSBB ketat pada medio kuartal II-2020 silam. Hal ini tercermin dari turunnya pendapatan SCMA menjadi Rp 2,3 triliun atau turun 14,6% secara year on year (yoy). Sementara dari sisi laba bersih, SCMA mengantongi Rp 600,9 miliar atau turun 23,3% secara yoy.

Analis Indo Premier Sekuritas Elbert Setiadharma mengatakan, penurunan pendapatan dan laba bersih SCMA sudah diekspektasikan dan in-line dengan perkiraannya. Pasalnya, dengan perolehan tersebut, SCMA sudah memenuhi 55% dari proyeksi Indo Premier Sekuritas dan 59% konsensus untuk kinerja tahun 2020.

Walaupun dari sisi penjualan pada kuartal II-2020 cenderung lemah, SCMA berhasil meningkatkan GPM mereka hingga 770 bps year on year menjadi 61,5%. Elbert menyebut, hal ini diakibatkan oleh rendahnya biaya dalam menayangkan ulang seiring aktivitas produksi konten harus ditunda akibat PSBB.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×