Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan kurs AUD terhadap USD pada perdagangan Selasa (3/4) diprediksi tidak akan bertahan lama. Pasangan mata uang tersebut berpeluang untuk kembali terkoreksi jika sentimen fundamental Australia kendor.
Berdasarkan data Bloomberg Selasa (3/9), pasangan AUD/USD tercatat menguat 0,12% ke level 0.6724 pada 17.47 WIB.
Analis Finex Berjangka Nanang Wahyudi menjelaskan, penguatan pasangan kurs hari ini di dukung berbagai sentimen yang datang dari Australia.
Di antaranya, Departemen Statistik Australia merilis data neraca transaksi berjalan (current account) yang mengalami surplus sebesar AUD 5,9 miliar pada kuartal kedua. Pencapaian ini jauh melampaui hasil kuartal sebelumnya yang defisit AUD 1,1 miliar dan lebih tinggi dari ekspektasi ekonom yang memprediksi neraca transaksi berjalan surplus sebesar AUD 1,5 miliar.
Baca Juga: Data tenaga kerja positif, dolar Australia unggul di hadapan dolar AS
Selain itu, pencapaian neraca transaksi berjalan selama kuartal kedua di Negeri Kangguru tersebut, turut menorehkan surplus untuk pertama kalinya sejak Juni 1975, dan menjadi yang terbesar secara historis.
Lonjakan surplus neraca transaksi berjalan Australia dipicu oleh kenaikan harga komoditas ekspor andalan seperti bijih besi dan batubara sepanjang periode April-Juni.
"Meski neraca transaksi berjalan Australia menorehkan rekor impresif, kondisi ekonomi secara luas tetap mendingin. Hal ini tercermin dari rilis penjualan ritel bulan Juli yang tercatat turun 0,1%, lebih buruk dari ekspektasi ekonom untuk kenaikan 0,2%," ungkap Nanang kepada Kontan.co.id, Selasa (3/9).
Sebagai perbandingan, penjualan ritel Australia Juni masih mencatat kenaikan 0,4%. Sehingga, kemerosotan penjualan ritel Australia di Juli sebagaian besar dikarenakan penurunan penjualan pakaian, alas kaki, aksesoris pribadi, dan department store.
Nanang mengungkapkan, kondisi tersebut diperparah dengan sikap konsumen Australia yang sedang menghemat pengeluaran di tengah pertumbuhan upah yang buruk. Konsumsi rumah tangga yang belum mampu beranjak dari zona negatif telah menjadi sumber kekhawatiran Bank Sentral Australia (RBA). Pasalnya, belanja rumah tangga menyumbang lebih dari setengah GDP Australia.
Baca Juga: Sinyal dovish RBA membebani laju dollar Australia
Untuk itu, AUD diprediksi mendekati area 0,6677 dan merupakan level terendah sejak 2009. Selanjutnya, AUD berpotensi melemah kembali terhadap dolar AS apabila rilis dan data GDP Australia untuk kuartal kedua berada di bawah ekspektasi.
Di sisi lain, hasil rapat RBA yang mempertahankan suku bunga acuannya di level 1% menunjukkan prospek ekonomi yang optimistis.
Secara teknikal, pergerakan harga pasangan AUD/USD masih berada di bawah moving terdekat yaitu MA13 di mana belum ada sinyal untuk berbalik menguat. Kondisi tersebut turut didukung indikator stochastic yang cenderung bergerak turun.
Sementara itu, indikator RSI masih berada di 37,5 dan MACD di area negatif. Dengan begitu, Nanang merekomendasikan sell untuk pasangan kurs tersebut. Adapun pergerakan harga besok (4/9) diprediksi berada pada kisaran resistence 0,6805; 0,6775; dan 0,6744, sedangkan untuk support 0,6683; 0,6653; dan 0,6622.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News