Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Rudal Korea Utara juga menghantam pasar modal domestik. Pada transaksi kemarin (29/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,26% menjadi 5.888,21.
Laju IHSG seirama dengan pergerakan pasar regional. Indeks Nikkei, misalnya, terkoreksi 0,45%, Hang Seng melemah 0,35%, Kospi turun 0,23% dan Straits Times terpangkas 0,56%.
Pasar global bergerak fluktuatif setelah Korea Utara meluncurkan misil ke bagian utara Jepang sebelum jatuh ke laut Pasifik, pada Selasa (29/8) pagi.
Analis NH Korindo Sekuritas Raphon Prima menilai, rudal Korut bukan menjadi sentimen utama bagi pasar Indonesia. Hal ini terlihat dari penurunan IHSG yang hanya 0,26%. Namun bagi pasar Asia seperti Jepang dan Korsel, tentu ini menjadi faktor penting. Sebab ketegangan militer seperti ini bisa mengganggu ritme industri mereka, ungkap Raphon.
Analis First Asia Capital David Sutyanto menyebut, IHSG juga tertekan aksi profit taking lantaran indeks sudah naik tinggi.Selain itu, ia menilai belum ada sentimen yang kuat mendorong IHSG tembus ke atas level 5.900. Ada beberapa data yang belum maksimal, misalnya pertumbuhan ekonomi yang seharusnya bisa lebih tinggi, jelas David.
Ke depan, menurut Raphon, IHSG masih bisa mengandalkan sentimen pemangkasan suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate. Raphon menilai, pemangkasan suku bunga ini merupakan strategi moneter yang vital bagi pemulihan ekonomi, terutama sektor konsumsi. Sentimen ini lebih penting untuk dicermati.
Melihat kondisi geopolitik, Raphon menyarankan investor menyikapi sentimen ini sebagai dinamika dalam pergerakan harian. Pasalnya, peluang Amerika Serikat membalas peluncuran misil Korut cukup kecil. Ini mengingat terlalu besar pengorbanan yang harus diambil AS, misalnya mengungsikan warganya di Korsel, ujar Raphon.
David menyarankan investor melihat sejumlah isu terlebih dahulu. Saat ini AS belum berambisi membalas aksi Korut, sehingga sentimen rudal hanya akan berpengaruh dalam jangka pendek.
Tanpa peluncuran misil pun, menurut David, IHSG saat ini berpotensi terkoreksi. Ia optimistis indeks saham lokal masih bisa menembus level 6.000 pada tahun ini. Saya tidak yakin terjadi perang, Korut pun akan berpikir ulang, imbuh David. Namun ia tetap tak memungkiri ada kemungkinan suhu panas di Semenanjung Korea tetap berlanjut.
Raphon menambahkan, manuver Korut kemungkinan tidak akan disertai serangan militer balasan dari AS. Jadi, hal ini hanya menjadi sentimen negatif sesaat. Secara fundamental, NH Korindo tak melihat kondisi geopolitik ini berpengaruh besar.
Hanya saja pengaruh serangan ini menyebabkan investor global mengurangi porsi di aset yang berisiko, yaitu pasar saham dan mengalihkan dananya ke instrumen yang risikonya lebih rendah, misalnya emas, ungkap Raphon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News