Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah di pasar spot kembali tak bertenaga. Senin (9/3) rupiah spot ditutup di level Rp 14.393 per dolar Amerika Serikat (AS).
Alhasil, sepanjang hari ini, nilai tukar mata uang Garuda tersebut sudah turun 1,04% dibanding penutupan Jumat (6/3) di Rp 14.243 per dolar AS. Penutupan hari ini juga menjadi level tertinggi rupiah sejak Mei 2019.
Ini juga menjadikan rupiah sebagai mata uang dengan pelemahan terburuk di kawasan. Bahkan, rupiah mengeser won Korea Selatan yang sebelumnya menjadi mata uang dengan penurunan terdalam setelah terkoreksi 1,01%.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia memang berada di zona merah. Selain rupiah dan won yang mata uang paling lemah setelah harga minyak mentah ambruk dan penyebaran virus corona kian tak terkendali.
Baca Juga: Jelang penutupan, rupiah loyo ke Rp 14.380 per dolar AS, terburuk sejak Mei 2019
Kekhawatiran pasar terhadap perang harga minyak dan penyebaran virus corona membuat pelaku pasar keluar dari aset berisiko. Pelaku pasar lebih memilih masuk ke aset safe haven. Ini juga membuat yen Jepang menguat 2,85% di hari ini.
Selain itu, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim bilang, pernyataan Moody's yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 2,4% menjadi 2,1% menambah beban bagi aset berisiko.
"Pemerintah dan Bank Indonesia juga sudah mengakui bahwa kondisi global sedang masuk ke dalam ketidakpastian dan membuat ketidakpastian pada ketahanan ekonomi dalam negeri yang akhirnya berdampak negatif pada rupiah," kata dia.
Karena itu, Ibrahim masih memprediksi pergerakan rupiah pada Selasa (10/3) kembali melemah dalam kisaran Rp 14.320-Rp 14.410 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News