Reporter: Aloysius Brama | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - TANGERANG. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham. Padahal tahun 2018 lalu, perusahaan properti milik Sinar Mas Group itu mengalami lonjakan laba yang tak tanggung-tanggung yakni sebesar 70%. DUTI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 911,49 miliar di tahun 2018. Sedangkan pada tahun sebelumnya, laba bersih DUTI tercatat sebesar Rp 535,31 miliar.
Alih-alih membagikannya sebagai dividen, perusahaan dan para pemegang saham lebih memilih untuk menahan laba sebagai belanja modal sepenuhnya. “Kami melihat cost of fund untuk proyek-proyek kami masih cukup tinggi. Kami memilih untuk antisipasi saja,” kata Direktur Utama PT Duta Pertiwi Tbk Teky Mailoa dalam RUPST di Tangerang, Kamis (23/5).
Secara keseluruhan, DUTI akan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 1 triliun. Biaya itu akan dialokasikan untuk melanjutkan beberapa proyek perusahaan seperti mixed used development apartemen dan pusat perbelanjaan di South Gate TB Simatupang dan pembangunan Klaska Apartement di Surabaya.
Untuk alokasi itu, Teky masih akan mengandalkan sumber pendanaan dari internal. Menurutnya, dengan posisi kas perusahaan yang mencapai Rp 2,45 triliun per 31 Maret 2019 lalu perusahaan masih bisa melanjutkan ekspansi.
“Meski begitu kami tidak menutup kemungkinan untuk mengajukan pinjaman bank walaupun kecil kemungkinannya,” jelas Teky.
Total nilai investasi DUTI di kedua proyek tersebut ditaksir mencapai Rp 3,6 triliun. Investasi terbesar ada pada proyek South Gate TB Simatupang yang mencapai Rp 3 triliun hingga proyek tersebut rampung pada tahun 2023. “Itu adalah kawasan mix used development dengan pusat perbelanjaan, tiga tower apartemen dan kawasan perkantoran,” kata Teky. Proyek itu disebut sudah mencapai 50% secara akumulatif.
Sedangkan untuk Klaska Apartemen di Surabaya, rencananya DUTI akan membangun enam tower. Namun Teky bilang perusahaan masih akan melihat pangsa pasar di Surabaya. “Surabaya berbeda, kita masih akan lihat serapan pasar di sana. Sehingga kami akan bangun dulu dua tower dengan total investasi sekitar Rp 600 miliar,” ungkap Teky.
Melihat kebutuhan perusahaan untuk kedua proyek tersebut, maka perusahaannya memutuskan untuk menahan laba di tahun 2018 tersebut. “Lebih baik kami tahan juga untuk investasi,” sebutnya.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2018 lalu DUTI berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 2,2 triliun. Jumlah itu mengalami kenaikan 29,50% dari tahun 2017 dimana pendapatan perusahaan hanya mencapai Rp 1,72 triliun. Selama periode tersebut pendapatan serta laba DUTI ditopang oleh peningkatan penjualan tanah, rumah tinggal, rumah toko (ruko) dan pendapatan sewa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News