kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Taisho Akan Membeli SQBI US$ 150 Juta


Kamis, 17 September 2009 / 06:18 WIB
Taisho Akan Membeli SQBI US$ 150 Juta


Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pemegang saham pengendali PT Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk (SQBI) segera berganti. Bristol Myers Squibb Company, selaku pengendali SQBI menjual kepemilikannya kepada Taisho Pharmaceutical Co Ltd, perusahaan farmasi asal Jepang.

Dalam situs resminya, manajemen Taisho mengumumkan akan membeli saham SQBI milik Bristol sebanyak 10.032.250 saham. Jumlah itu setara 97,97% dari total saham SQBI yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).Untuk mengambil alih SQBI, Taisho telah menyiapkan dana hingga US$ 150 juta atau setara Rp 1,5 triliun (kurs US$ 1 = Rp 10.000). Ini artinya, Taisho akan membayar sekitar Rp 149.517,81 untuk satu saham SQBI.

Harga tersebut sangat premium ketimbang harga saham SQBI di pasar saat ini. Pada penutupan perdagangan kemarin (16/9), harga saham emiten yang lebih sering tertidur ini masih berada di level Rp 55.000 per saham. Jadi, harga akuisisi tersebut tiga kali lipat lebih mahal ketimbang harga pasarnya.

Taisho tidak hanya membeli saham SQBI. Mereka juga akan membayar US$ 160 juta guna membeli merek dagang SQBI, seperti Tempra dan Counterpain. "Taisho aktif melakukan akuisisi guna melengkapi portofolio produk," kata Akira Uehara, Chief Executive Officer (CEO) Taisho, kemarin (16/9).

Kepala Riset Batavia Prosperindo Suherman Santikno mengatakan, setelah mengambil alih SQBI, Taisho harus melakukan penawaran tender atau tender offer terhadap sisa saham SQBI. Harga tender offer itu harus sama dengan harga akuisisi.

Kata Suherman, kemungkinan besar pemegang saham publik SQBI akan menjual kepemilikannya dalam tender offer tersebut. Sebab, saham SQBI kurang likuid dan jarang ditransaksikan.

Suherman menyatakan, umumnya saham tidur seperti SQBI memiliki risiko likuiditas sangat tinggi. Jadi, investor memang lebih baik menjual sahamnya saat ada penawaran tender. "Akuisisi ini malah menguntungkan investor publik, ada kesempatan mereka menjual saham SQBI di harga premium," ujarnya.

Ia memperkirakan, pasca tender offer kelak, bisa jadi pengendali baru SQBI akan menjadikan SQBI menjadi perusahaan tertutup dan keluar dari lantai bursa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×