kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Tahun Politik Bisa Jadi Sentimen Positif untuk Emiten Properti pada Semester II


Senin, 17 Juli 2023 / 19:46 WIB
Tahun Politik Bisa Jadi Sentimen Positif untuk Emiten Properti pada Semester II
ILUSTRASI. Perumahan Metland Cibitung yang dikembangkan PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) di Kabupaten Bekasi.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun politik diprediksi bisa menjadi sentimen positif untuk emiten properti di semester II 2023.  Rangkaian Pemilu 2024 sudah dimulai sejak akhir tahun 2023. Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, tahun politik berpotensi mendongkrak belanja masyarakat, terutama pada bidang rekreasi dan pusat perbelanjaan.

“Tentunya, hal ini akan meningkatkan marketing sales pada segmen komersial dan rental,” ujarnya kepada Kontan, Senin (17/7).

Hal tersebut tentu menjadi angin segar bagi emiten properti yang selama semester I 2023 mencatatkan kinerja pendapatan pra-penjualan (marketing sales) yang cukup landai.

Misalnya, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan pencapaian marketing sales di semester I 2023 sebesar Rp 1,6 triliun atau 32% dari target tahun 2023 sebesar Rp 5 triliun.

Baca Juga: Emiten Properti Dinilai Punya Harapan pada Semester II, Cek Rekomendasi Sahamnya

Lalu, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membidik penjualan pemasaran atau marketing sales tahun 2023 sebesar Rp 1,8 triliun. Hingga Juni 2023, emiten properti ini telah mengantongi marketing sales Rp 756 miliar atau 42% dari target yang ditetapkan.

Fajar mengatakan, hal itu terjadi karena para developer masih menunda untuk launching produk baru, karena merespons masih lemahnya permintaan. Sementara, faktor penggerak marketing sales masih berasal dari penjualan rumah tapak. 

“Di semester II mungkin masih kurang lebih sama, di mana permintaan properti masih belum naik cukup kencang, di tengah suku bunga yang masih tinggi,” ujarnya.

Meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih tetap di 5,7%, namun The Fed diprediksi masih akan menaikkan suku bunga sebanyak 2 kali lagi hingga akhir tahun 2023.

Menurut Fajar, suku bunga BI tetap seharusnya masih belum memberikan efek positif kepada emiten sektor properti.

Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) Catat Marketing Sales Rp 5,1 Triliun pada Semester I

“Emiten bisa menerapkan strategi dengan hati-hati melakukan launching produk baru di semester II,” tuturnya.

Fajar melihat, prospek kinerja emiten sektor properti masih terganjal sejumlah tantangan. Oleh karena itu, Fajar belum memberikan rekomendasi untuk emiten di sektor properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×