kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten Properti Dinilai Punya Harapan pada Semester II, Cek Rekomendasi Sahamnya


Senin, 17 Juli 2023 / 19:33 WIB
Emiten Properti Dinilai Punya Harapan pada Semester II, Cek Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Foto udara sebuah kompleks perumahan baru di BSD City, Tangerang, Minggu (16/10). (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor emiten properti diprediksi masih memiliki harapan cerah di semester II 2023. Sejumlah emiten properti tercatat masih mencatatkan pendapatan pra-penjualan (marketing sales) masih cukup lesu di semester I 2023.

Misalnya, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan pencapaian marketing sales di semester I 2023 sebesar Rp 1,6 triliun atau 32% dari target tahun 2023 sebesar Rp 5 triliun.

Lalu, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membidik penjualan pemasaran atau marketing sales tahun 2023 sebesar Rp 1,8 triliun. Hingga Juni 2023, emiten properti ini telah mengantongi marketing sales Rp 756 miliar atau 42% dari target yang ditetapkan.

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan, beberapa emiten properti justru terlihat mencatatkan kinerja yang cukup positif di semester I, meskipun secara angka pencapaian memang ada beberapa yang tidak mencapai target. 

Baca Juga: Harga Nickel Pig Iron Melemah, Bagaimana Dampaknya Bagi NCKL, ANTM hingga HRUM?

Misalnya, SMRA yang memang mengalami penurunan dari sisi residensial yang melambat sebesar 42%.  Namun hal ini bukanlah sesuatu yang mengkhawatirkan. Sebab, kalau kita perhatikan, SMRA lebih fokus kepada penjualan berulang.

“Sementara, produk baru SMRA hanya sebesar Rp 468 miliar atau 29% dari total marketing sales pada semester I 2023,” ujarnya kepada Kontan, Senin (17/7).

Namun, semester II nanti diharapkan marketing sales dapat mengalami peningkatan. 

“Dengan daya beli dan konsumsi yang masih terjaga, besar harapan bahwa kinerja sektor properti pun juga akan konsisten berjalan linear,” paparnya.

Nico melihat, sektor properti masih memiliki harapan untuk bertumbuh positif. Hal itu akibat adanya potensi turunnya inflasi dan ruang terbatas dari kenaikan tingkat suku bunga. 

“Oleh sebab itu, kinerja sektor properti dapat terjaga, meskipun memang mengalami perlambatan,” ungkapnya.

Sentimen positifnya adalah harapan tingkat suku bunga dapat bertahan. Meskipun, The Fed masih berpeluang untuk menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 2 kali atau bahkan lebih di tahun ini yang berpotensi untuk mendorong kenaikan tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI). 

“Namun, mengingat inflasi yang mulai turun, tentu hal ini menjadi salah satu katalis positif bagi sektor properti, karena ada harapan bahwa kenaikan tingkat suku bunga akan terbatas,” tuturnya.

Baca Juga: Sejumlah Saham Lapis Kedua Terbang Tinggi, Simak Saran Analis Berikut Ini

Nico mengatakan, emiten di sektor properti bisa menentukan beberapa strategi untuk meningkatkan marketing sales di semester II. Pertama, menentukan siapa target dan tujuan dari segmen properti tersebut. Kedua, memaksimalkan promosi melalui digital marketing yang ada.

“Ketiga, melakukan promosi yang menarik yang bisa menarik perhatian konsumen,” katanya.

Nico pun merekomendasikan buy untuk BSDE dengan target harga Rp 1.250 per saham, CTRA Rp 1.300 per saham, dan SMRA Rp 800 per saham.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×