Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) membukukan penjualan semen 26,5 juta ton sepanjang 2016. Angka ini hanya naik tipis 0,4% dari penjualan semen pada 2015.
Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR, menyatakan, penjualan semen di Desember 2016 memang sedikit menurun. "Ada kendala teknis sehingga produksi kurang maksimal," ujar dia kepada KONTAN, Jumat (13/1).
Meski begitu, penjualan SMGR sejalan dengan penjualan semen nasional yang stagnan, sebesar 62 juta ton. Curah hujan yang lebih tinggi menghambat penjualan semen. "Secara grup, penjualan Semen Indonesia termasuk Thang Long Cement Vietnam mencapai 29,2 juta, naik 0,5% dari 2015," tutur Agung.
SMGR menargetkan penjualan semen di 2017 meningkat 4% menjadi 27,6 juta ton. Perusahaan pelat merah ini juga mendorong penjualan regional dengan membidik penjualan minimal 1,5 juta ton.
Untuk itu, SMGR menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) mencapai Rp 6 triliun. Emiten ini akan menggunakan sebagian besar belanja modal untuk membangun pabrik di Pidie dan Kupang, dengan kapasitas 2,5 juta hingga 3 juta ton per tahun. Nilai Investasi masing-masing pabrik berkisar Rp 3 triliun sampai Rp 4 triliun.
SMGR juga akan memakai capex untuk membangun packing plant di Bengkulu dan Maluku. "Kami buka peluang pendanaan baru eksternal, seperti obligasi atau pinjaman bank. Dipilih mana yang paling murah," kata Agung.
Untuk menjaga margin, SMGR bakal fokus pada layanan pelanggan dan mendorong penjualan regional. "Selain menjadi produsen semen, kami akan menjadi pebisnis semen yang masuk ke sektor hilir juga," ucap Agung.
Itu sebabnya, SMGR membidik akuisisi perusahaan material bangunan. Sebelumnya, SMGR masuk sektor beton. Emiten ini memiliki anak usaha PT Semen Indonesia Beton yang ditargetkan bisa membuka peluang akuisisi perusahaan beton atau membangun perusahaan baru.
Tahun ini, SMGR membidik pertumbuhan pendapatan mendekati angka Rp 30 triliun. Hingga kuartal III 2016, SMGR berhasil meraih pendapatan Rp 19,08 triliun. Jumlah itu turun tipis dari pendapatan periode yang sama di 2015 sebesar Rp 19,11 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News