kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.797   -2,00   -0,01%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Tahun ini, utang jatuh tempo EXCL Rp 4 triliun


Rabu, 07 Januari 2015 / 19:01 WIB
Tahun ini, utang jatuh tempo EXCL Rp 4 triliun
ILUSTRASI. Resep Goguma Mattang Ala Korea


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) tengah siap membayar utang jatuh tempo. Tahun ini, utang jatuh tempo EXCL mencapai Rp 4 triliun.

Di antara utang tersebut, sebesar Rp 400 miliar jatuh tempo pada kuartal I-2015. Sebelumnya, perseroan juga sudah membayar utang sebesar Rp 1 triliun di kuartal IV-2014. "Sebagian besar utang berasal dari pinjaman bank," ujar Feiruz Ikhwan, Head of Investor Relations EXCL di Jakarta (7/1).

EXCL akan membayar utang dengan dana hasil penjualan menara ke PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR). Tahun lalu, EXCL telah menjual 3.500 menara seharga Rp 5,6 triliun kepada SUPR. Saat ini perseroan masih mengkaji untuk melakukan penjualan tower kembali.

Per kuartal III-2014, EXCL tercatat memiliki utang sebesar Rp 30,4 triliun atau naik 73,7% dari periode sama tahun 2013 Rp 17,5 triliun.

Ke depan EXCL ingin menurunkan rasio utang bersih terhadap EBITDA menjadi 2,5x dari posisi saat ini 3,6x. "Realisasinya tergantung hasil kinerja perseroan," imbuh Feiruz.

Di kuartal III-2014, EXCL masih mencetak rugi sebesar Rp 901 miliar. Padahal, pendapatan EXCL tumbuh 10,7% menjadi Rp 17,5 triliun dari kuartal III-2013 sebesar Rp 15,8 triliun.

Salah satu cara EXCL untuk meningkatkan kinerja adalah dengan mangakuisisi PT Axis Telecom Indonesia (Axis).  Adapun nilai transaksi tersebut sebesar US$ 865 juta.

Untuk membiayai akuisisi ini, EXCL mendapat pinjaman dari induk usahanya, Axiata, sebesar US$ 500 juta. Kemudian sisanya US$ 365 juta berasal dari pinjaman Bank UOB, Bank of Tokyo-Mitsubishi, dan Bank DBS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×