kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.169   11,00   0,07%
  • IDX 7.101   4,72   0,07%
  • KOMPAS100 1.061   -1,40   -0,13%
  • LQ45 834   -1,41   -0,17%
  • ISSI 214   -0,08   -0,04%
  • IDX30 426   -1,01   -0,24%
  • IDXHIDIV20 513   -0,61   -0,12%
  • IDX80 121   -0,28   -0,23%
  • IDXV30 125   -0,31   -0,24%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,22%

Tahun ini, TBIG alokasikan belanja modal Rp 2 T


Sabtu, 11 Februari 2017 / 16:36 WIB
Tahun ini, TBIG alokasikan belanja modal Rp 2 T


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Prospek bisnis telekomunikasi diprediksi masih kinclong tahun ini. Salah satu pemicunya adalah peningkatan penggunaan gadget dan layanan data. Selain operator telekomunikasi, perusahaan pengelola menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berpotensi meraih berkah dari meningkatnya bisnis telekomunikasi.

Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso menyampaikan, dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan, perusahaannya menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) berkisar Rp 1 triliun hingga Rp 2 triliun untuk membangun menara telekomunikasi. "Sumber pendanaannya sebagian besar berasal dari kas internal. Sebagian kecil sumbernya berasal dari pinjaman bank," ungkap Helmy kepada KONTAN, Jumat (10/2).

Anggaran belanja ini kebanyakan akan digunakan untuk menambah 2.000 hingga 3.000 tenant. Hingga kuartal ketiga tahun lalu, TBIG telah memiliki 21.562 penyewa dan 13.463 site telekomunikasi.

Untuk menambah kapasitasnya, TBIG juga bakal menempuh opsi berupa langkah akuisisi menara milik operator telekomunikasi. Namun, hingga saat ini belum ada operator telekomunikasi yang mau kembali menjual menaranya. "Belum ada yang berniat menjual. Kalau ada, kami pasti berminat untuk mengakuisisi," ujar Helmy.

Hingga kuartal ketiga tahun lalu, TBIG mencatatkan pendapatan Rp 2,7 triliun. Jumlah ini meningkat 8% dibandingkan dengan pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 2,5 triliun. Adapun laba bersihnya tumbuh 44% year-on-year (yoy) jadi Rp 938 miliar.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada mengemukakan, emiten menara telekomunikasi setiap tahun akan mengalami pertumbuhan. Apalagi, jumlah pengguna telekomunikasi terus bertambah setiap hari. Ini tentu akan memerlukan menara telekomunikasi.

"Dengan bertambahnya pengguna telekomunikasi, tentu membutuhkan BTS. Dengan bertambahnya pengguna, kapasitas untuk mengantarkan layanan suara dan data juga harus terus ditingkatkan," ungkap Reza kemarin.

Apalagi, menurut dia, tren penggunaan gadget saat ini terus meningkat. Setidaknya, satu orang punya dua gadget, satu untuk komunikasi dan satu lagi untuk kebutuhan lain seperti data juga bisnis.

Di sisi lain, ada pula sebuah gadget yang bisa menampung dua kartu, baik untuk kebutuhan telepon maupun untuk data. Tentu, ini berpotensi meningkatkan kebutuhan menara telekomunikasi. "Kami merekomendasikan buy TBIG dengan target Rp 6.225," kata Reza. Harga TBIG kemarin di posisi Rp 5.375 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×