Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membukukan laba bersih yang naik signifikan pada kuartal III. Selain naiknya kinerja operasional perseroan, keuntungan dari selisih kurs juga mendorong laba perusahaan.
Dari keterbukaan, TBIG membukukan laba bersih sebesar Rp 1,102 triliun, naik 34% dari periode sama tahun lalu Rp 730 miliar. Salah satu penyokong adalah keuntungan selisih kurs yang mencapai Rp 52 miliar dari periode sama tahun lalu yang rugi Rp 7,7 miliar.
Sementara dari kinerja perseroan, TBIG membukukan pendapatan Rp 2,759 triliun naik 8,6% persen dari Rp 2,541 triliun. Beban perusahaan menurun menjadi Rp 310 miliar dari RP 340 miliar yang juga mengangkat laba kotor perseroan 13% menjadi Rp 2,218 triliun dari Rp 1,962 triliun.
Presiden Direktur TBIG Hardi Wijaya Liong mengatakan selama 9 bulan perseroan telah meningkatkan site telekomunikasi sebanyak 1.137 site dan 1.837 penyewaan. Tahun ini juga sudah menyampaikan tiga kuartal berturut pertumbuhan organic sehingga mencerminkan pengeluaran oleh pelanggan operator untuk penyebaran jaringan 3G dan 4G. ”Rasio kolokasi (tenancy rato) kita juga naik menjadi 1,65,” kata Hardi dalam rilis, Rabu (30/11).
Saat ini TBIG memiliki 13.463 site telekomunikasi yang terdiri dari 12.467 menara telekomunikasi, 925 shelter, dan 71 jaringan DAS. Dengan total penyewaan pada menara telekomunikasi mencapai 21.562 penyewaan.
CFO TBIG Helmy Yusman Santoso juga mengatakan perusahaan berniat menjaga leverage utang stabil pada 5,0 kali. Melihat EBITDA pada kuartal III, maka rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 2,6x dengan total pinjaman bersih terhadap EBITA 5,0 kali.
Sebagai informasi TBIG mencatat EBITA masing-masing sebesar Rp 2,76 triliun dan Rp 2,39 triliun hingga kuartal III. Jika pencapaian ini disetahunkan maka total pendapatan dan EBITDA perseroan mencapai Rp 3,78 triliun dan Rp 3,27 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News