Reporter: Issa Almawadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sepanjang tahun ini, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) menargetkan bisa memperoleh sumbangan pendapatan dari penjualan makanan ringan merk Taro senilai Rp 450 miliar. Dari nilai penjualan itu, Taro akan memberikan laba sebesar Rp 100 miliar.
Pada tahun lalu, perkiraan nilai penjualan Taro terhadap AISA mencapai Rp 279 miliar. Artinya, target sumbangan pendapatan dari Taro pada tahun ini tumbuh 61,29%. Pada awal bulan ini, atau sepanjang Januari, penjualan Taro sudah mencapai Rp 30,6 miliar.
Direktur Keuangan AISA, Sjambiri Lioe menjelaskan, Taro menunjukkan core competence AISA yang meliputi jaringan distribusi, sumber daya manusia, dan branding. "Jadi, dengan itu, apapun yang masuk ke AISA akan dikelola dengan baik," terang Sjambiri kepada wartawan di Jakarta, Senin (4/3).
Apalagi, Taro sebagai sarana menuju pasar makanan ringan (snack) bermarjin tinggi dan juga sebagai umbrella brand karena keberadaan dan pengakuannya yang sudah sejak lama di Indonesia. Pada tahun lalu, berdasarkan data lembaga survei Mars Indonesia, pangsa pasar (market share) Taro mencapai 24,7%, padahal di 2010 berdasarkan data AC Nielsen hanya berada 7,4%.
Asal tahu saja, AISA mengakuisisi Taro dari Unilever pada 2011 lalu. Melalui aksi itu, AISA merogoh kocek sebesar Rp 250 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News