Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 tak menyurutkan minat pencarian dana segar melalui initial public offering (IPO). Bisa dipastikan, tahun ini menjadi tahun dengan nilai emisi IPO terbesar sepanjang sejarah.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menyebut, sudah ada 38 perhelatan IPO sejak awal tahun hingga 16 September kemarin. Dana yang telah terkumpul melalui perhelatan ini mencapai Rp 32,14 triliun.
"Nilai tersebut merupakan perolehan dana terbesar yang dihimpun melalui IPO sejak pemerintah kembali mengaktifkan kembali pasar modal pada 1977," terang Nyoman, Jumat (17/9).
Baca Juga: Startup teknologi masuk bursa saham, pertimbangkan hal ini sebelum berinvestasi
Nilai tersebut belum final. Sebab, BEI masih mengantongi sejumlah pipeline IPO di sisa paruh waktu kedua tahun ini.
Rekor nilai emisi IPO tertinggi sebelumnya tercapai pada 2010. Ada 23 IPO perusahaan dengan nilai emisi Rp 29,67 triliun pada medio ini.
Sejak periode tersebut, nilai emisi IPO terus mengecil. Nilai emisi pada 2014 bahkan hanya mencapai Rp 8,3 triliun dari 20 IPO.
Baca Juga: Aturan multiple voting share ditargetkan rampung akhir 2021,simak rincian rasionya
Berdasarkan data yang tersedia di situs resmi BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berikut rangkuman nilai dan jumlah IPO sejak 2013:
- 2013: Rp 16,73 triliun dari 30 IPO
- 2014: Rp 8,3 triliun dari 20 IPO
- 2015: Rp 11,3 triliun dari 16 IPO
- 2016: Rp 12,07 triliun dari 14 IPO
- 2017: Rp 9,56 triliun dari 37 IPO
- 2018: Rp 15,66 triliun dari 55 IPO
- 2019: Rp 14,78 triliun dari 55 IPO
- 2020: Rp 12,25 triliun dari 51 IPO
Baca Juga: BEI perkirakan ada 66 pencatatan efek untuk semua instrumen hingga akhir tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News