kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,45   0,83%
  • KOMPAS100 1.107   11,93   1,09%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   1,25   0,57%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,59   1,05%
  • IDX80 127   1,36   1,08%
  • IDXV30 135   0,76   0,57%
  • IDXQ30 149   1,76   1,20%

Startup teknologi masuk bursa saham, pertimbangkan hal ini sebelum berinvestasi


Jumat, 17 September 2021 / 09:25 WIB
Startup teknologi masuk bursa saham, pertimbangkan hal ini sebelum berinvestasi
ILUSTRASI. Indeks saham sektor teknologi di Bursa Efek Indonesia tercatat meningkat 782,56% secara year to date hingga Kamis (16/9).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham sektor teknologi sedang digandrungi para pelaku pasar. Hal itu terlihat dari indeks saham sektor teknologi di Bursa Efek Indonesia yang tercatat meningkat 782,56% secara year to date hingga Kamis (16/9).

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, bisnis di sektor teknologi memang memiliki potensi yang besar di Indonesia seiring adaptasi dan pemanfaatan teknologi yang semakin luas di masyarakat. Indikasi tersebut terlihat dari meningkatnya penetrasi pengguna smartphone serta naiknya nilai transaksi digital banking dan nilai transaksi e-commerce di Indonesia.

Akan tetapi, meski tengah mencuri perhatian, Valdy mengimbau investor untuk memerhatikan sejumlah hal sebelum berinvestasi di saham perusahaan teknologi. Terlebih lagi, sebagian diantaranya masih tergolong perusahaan rintisan alias startup.

Baca Juga: Aturan multiple voting share ditargetkan rampung akhir 2021,simak rincian rasionya

Menurut Valdy, terlepas dari perkembangan kondisi keuangannya, hal lain yang perlu diperhatikan adalah jenis produk atau jasa yang ditawarkan, permodalan yang terkait dengan kemampuan pengembangan produk atau jasa, perluasan pasar, serta ekosistemnya.

"Apakah sudah terbentuk ekosistemnya, baik dari jumlah pengguna, intensitas pengunaaan dalam keseharian, hingga jumlah penyedia produk atau jasa alias kompetitor di lini bisnis tersebut," ucap Valdy kepada Kontan.co.id, Kamis (16/9).

Bernada serupa, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, startup yang produk ataupun jasanya sudah banyak digunakan akan jauh lebih aman untuk menjadi tempat berinvestasi. Pasalnya, jumlah pengguna akan berpengaruh pada upaya perusahaan dalam meningkatkan pendapatan dan laba perusahaan.

Baca Juga: BEI perkirakan ada 66 pencatatan efek untuk semua instrumen hingga akhir tahun

"Jika startup mendapatkan perhatian dari penggunanya atau tetap digunakan secara jangka panjang, maka startup ini yang akan cenderung meningkat secara harga sahamnya," kata Chris.

Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah investor di balik startup tersebut, apakah sekiranya bisa memberikan kucuran modal yang cukup dan bisa membawa startup ini lebih berkembang lagi. Mengingat, startup biasanya membutuhkan dana yang cukup besar untuk promosi dalam rangka meningkatkan jumlah pengguna dan nilai transaksi.

Chris memperkirakan, perusahaan berbasis teknologi memiliki prospek yang cerah, sebab pandemi Covid-19 menuntut para pelaku usaha untuk go digital. Dengan begitu, ke depannya akan banyak startup yang cukup menarik seiring perubahan gaya hidup ini.

Baca Juga: Belum banyak unicorn yang IPO di Indonesia, ini sebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×