Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) berharap bisa meraup laba bersih pada tahun ini. Selama tiga tahun berturut-turut atau sejak IPO di Bursa Efek Indonesia pada 2014 lalu, BLTZ selalu menderita kerugian.
Demi menggenjot kinerja, pada tahun ini manajemen BLTZ bakal meningkatkan efisiensi dan ekspansi bisnis.Pada kuartal pertama tahun ini, BLTZ membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 44,65% year-on-year (yoy) menjadi Rp 163,70 miliar. Adapun kerugiannya menyusut sekitar 57,75% (yoy) menjadi Rp 6,95 miliar.
Direktur Utama BLTZ Bernard Kent Sondakh menyatakan, manajemen akan menerapkan sedikitnya dua langkah untuk meraih laba pada tahun ini. Pertama, meningkatkan efisiensi dengan menekan pengeluaran. "Kami akan efisiensi," kata dia kepada KONTAN, Kamis (13/7).
Salah satu bentuk efisiensi BLTZ adalah mengembangkan bioskop 3-4 layar di sejumlah daerah di Indonesia. BLTZ juga lebih memilih menyewa gedung, selanjutnya merasionalisasi jumlah karyawan dan menghemat sejumlah biaya, seperti listrik.
Kedua, menggeber ekspansi dengan membuka bioskop baru. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan. "Dengan demikian, kinerja bisa meningkat pada tahun ini," ujar Kent Sondakh.
Tahun ini, BLTZ menargetkan meresmikan 12 bioskop baru. Bioskop tersebut antara lain berlokasi di Bandung, Tegal, Malang, Pekanbaru dan sejumlah kota lainnya. Pada tahun depan, BLTZ berniat membangun 18 bioskop. Proyeksi ini masih mungkin bisa bertambah.
Setiap bioskop membutuhkan investasi Rp 20 miliar hingga Rp 40 miliar. Nilai investasi tergantung dari lokasi. Semakin strategis dan berada di kota besar, maka investasi semakin mahal. Besaran investasi juga tergantung jumlah layar per bioskop.
Jika tahun ini BLTZ membangun 12 bioskop baru, maka investasi yang dikeluarkan berkisar Rp 240 miliar hingga Rp 480 miliar. Dana ekspansi bioskop akan diambil dari kas internal. Dana itu berasal dari hasil rights issue pada 2016. Kala itu, BLTZ mendapatkan dana segar Rp 650 miliar.
Selain membangun bioskop baru, BLTZ bekerjasama dengan ritel Transmart milik pengusaha Chairul Tanjung. Hingga kini, BLTZ sudah menyewa delapan Transmart dengan jangka waktu 15 tahun. Seiring bertambahnya pembangunan Transmart, maka bakal bertambah pula bioskop yang dikelola BLTZ.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News