kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kejar laba, BLTZ rajin ekspansi dan efisiensi


Kamis, 13 Juli 2017 / 18:19 WIB
Kejar laba, BLTZ rajin ekspansi dan efisiensi


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Graha Layar Prima Tbk menargetkan bisa mengantongi laba pada tahun ini. Untuk itu, emiten dengan kode BLTZ di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini akan melakukan efisiensi dan menggenjot ekspansi.

Pada kuartal I-2017, pendapatan BLTZ tumbuh 44,6% menjadi Rp 163,69 miliar dibanding periode sama tahun lalu Rp 113,17 miliar. Posisi bottom line juga membaik dari Rp 16,4 miliar menjadi Rp 6,9 miliar pada triwulan I 2017.

Direktur Utama BLTZ, Bernard Kent Sondakh bilang, ada dua langkah yang akan dilakukan untuk meraih laba tahun ini. Pertama yaitu melakukan efisiensi dengan menekan pos pengeluaran agar lebih efisien. "Tentunya kita akan melakukan efisiensi," katanya kepada KONTAN, Kamis (13/7).

Dia memberikan contoh efisiensi yang dilakukan, yaitu dengan mengembangkan bioskop 3-4 layar di daerah-daerah. Kemudian lebih memilih menyewa gedung, mengurangi jumlah karyawan, serta lebih menghemat listrik.

BLTZ juga melakukan ekspansi dengan membuka bioskop-bioskop baru. "Dengan itu tentunya dapat meningkatkan kinerja perseroan tahun 2017," kata Bernard.

Tahun ini, BLTZ menargetkan akan meresmikan 12 bioskop baru. Beberapa bioskop-bioskop tersebut berlokasi di Bandung, Tegal, Malang, Pekan baru dan beberapa kota-kota lainnya. Sedangkan untuk tahun depan yang sudah pasti akan membangun 18 bioskop, namun angka ini masih bisa bertambah.

Setiap bioskop membutuhkan biaya investasi sekitar Rp 20 miliar sampai Rp 40 miliar. Biaya investasi tergantung dari lokasi dari bioskop, semakin strategis dan berada di kota besar biaya investasi juga akan semakin mahal. Selain itu biaya investasi juga tergantung dari jumlah layar per bioskop.

Jika tahun ini BLTZ membangun 12 bioskop baru, maka investasi yang akan dikeluarkan sekitar Rp 240 miliar sampai Rp 480 miliar. Dana ekspansi bioskop akan diambil dari kas internal. Tentunya dana itu berasal dari hasil rights issue yang dilakukan pada 2016 lalu, di mana BLTZ mendapatkan dana segar Rp 650 juta hasil dari menerbitkan 99,3 juta lembar saham.

Selain membangun bioskop baru, perseroan juga menyewa gedung ritel Trasmart milik taipan Chariul Tandjung. Hingga saat ini sudah ada 8 Transmart yang disewa dalam jangka waktu 15 tahun. Seiring terus bertambahnya pembangunan Transmart maka bakal bertambah juga bioskop BLTZ.

Meskipun demikian, Bernard tidak bisa memperkirakan berapa pendapatan dan laba yang bakal didapat tahun ini. Menurutnya bisnis bioskop tidak dapat diperediksi pendapatanya dengan tepat sebab, bisnis ini tergantung pada konten dan filem yang ditayangkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×