Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Konsumsi rokok di pasar dalam negeri diperkirakan masih akan meningkat. Namun, pertumbuhan ini kemungkinan hanya akan berpengaruh pada emiten-emiten rokok "kelas jumbo" yang sudah menguasai pangsa pasar.
Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Capital mengatakan, tahun ini pendapatan emiten rokok masih bisa bertumbuh meski hanya single digit. Ia memperkirakan, pertumbuhan pendapatan emiten rokok hanya berkisar 6%-9%.
Namun, kinerja tahun ini diramal bakal lebih baik dibandingkan tahun lalu. Pasalnya, akan ada efisiensi dari cost manufaktur yang lebih murah. "Kondisi pasar yang membaik nampaknya akan berpengaruh ke emiten rokok, dan perbaikan pasar membuat beban atau cost bisa lebih terjaga," ujar Alfred.
Jika emiten rokok masih bisa menerapkan efisiensi beban, maka rata-rata bottom line sektor ini bisa mencapai 10%. "Namun, yang akan banyak menikmati adalah emiten yang pangsa pasarnya sudah besar. Nampaknya sulit bagi emiten rokok yang kecil untuk langsung melaju, karena emiten besar juga sudah mulai banyak berinovasi di produk-produk baru," ujarnya.
Emiten rokok dengan pangsa pasar besar tersebut, diantaranya, GGRM dan HMSP. Namun, Alfred lebih menyukai GGRM yang valuasi PER nya lebih murah ketimbang HMSP. Selain itu, GGRM juga dinilai masih mampu memperoleh laba bersih 8%-10% pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
