kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahun depan, bursa Wall Street masih akan melaju cuma lebih lambat


Rabu, 27 November 2019 / 15:18 WIB
Tahun depan, bursa Wall Street masih akan melaju cuma lebih lambat
ILUSTRASI. Para trader beraktivitas di New York Stock Exchange (NYSE), 18 November 2019. Indeks bursa Wall Street diprediksi terus mendaki tahun depan. Cuma kenaikan bursa Wall Street akan lebih lambat dari tahun ini.


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street diprediksi terus mendaki pada tahun depan. Hanya saja, kenaikan bursa Wall Street akan lebih lambat dari tahun ini.

Selain itu ada banyak faktor yang berpotensi memperlambat pendakian, demikian hasil jajak pendapat Reuters terhadap para ahli strategi investasi.

Indeks acuan S&P 500 pada tahun 2020 diprediksi akan berakhir di level 3.260, kira-kira 4% di atas penutupan pada Senin (25/11) di level 3.133.64. Proyeksi ini berdasarkan perkiraan median dari 52 ahli strategi investasi yang disurvei Reuters dalam dua minggu terakhir.

Baca Juga: Meroket 20% sepanjang 2019, analis: Bursa Jepang bisa terbang lebih tinggi lagi

Pada tahun ini hingga kemarin (year to date), indeks S&P 500 naik sekitar 25%.

"Ini (2020) akan menjadi tahun yang baik, tetapi bukan tahun yang hebat," kata Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi CFRA di New York seperti dikutip Reuters. Dia melihat S&P 500 di tahun depan akan berakhir sekitar 3.380.

Sebagian besar -15 dari 21 responden- memperkirakan pasar bullish akan berlanjut hingga 2020 dan berjalan setidaknya selama satu tahun.

Indeks saham akan mendapat keuntungan dari pertumbuhan ekonomi global yang lebih stabil, bank sentral yang akomodatif, dan pemulihan yang lebih baik dari perkiraan dalam pendapatan emiten di bursa AS.

Baca Juga: Wall Street lagi-lagi mencetak rekor tertinggi

"Perbandingan akan lebih mudah tahun depan untuk pendapatan. Semua orang sangat fokus pada pendapatan jangka pendek. Itu bukan cara untuk melihatnya," kata Brian Belski, Kepala Strategi Investasi BMO Capital Markets di New York seperti dikutip Reuters.

Belski memperkirakan indeks S&P 500 akan berakhir di level 3.400 pada tahun depan.

Setelah naik tajam di 2018 akibat efek pemangkasan pajak, pendapatan perusahaan yang masuk indeks S&P 500 diperkirakan hanya naik 1,1% pada 2019. Tahun depan, pertumbuhan emiten S&P 500 diperkirakan mencapai 10%, menurut data IBES dari Refinitiv.

Namun, sebagian besar responden mengatakan ada banyak risiko yang berpotensi menggagalkan proyeksi indeks S&P 500 di tahun depan.

Baca Juga: Wah, makin banyak warga Amerika yang setuju dengan pemakzulan Trump

Ketidakpastian terbesar untuk pasar adalah perang dagang yang berlarut-larut antara Amerika Serikat (AS) dan China yang akan semakin merusak pertumbuhan global. Selain itu juga pemilihan presiden AS di tahun 2020.

"Pertumbuhan global yang lebih lambat dari perkiraan menimbulkan risiko terbesar bagi pasar untuk bullish," kata Stovall.

Hampir semua responden mengatakan, pasar akan naik jika terjadi kesepakatan perdagangan parsial.

Jajak pendapat itu juga memperkirakan indeks Dow Jones di tahun depan bakal menggapai level 29.400. Proyeksi naik sekitar 4,8% dari penutupan indeks Dow Jones pada Senin (25/11) yang sebesar 28.066,47.

Baca Juga: Trump: Kesepakatan dengan China semakin dekat, tapi AS juga mengawasi isu Hong Kong

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×