Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan jumlah investor kripto mengalami perlambatan. Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), sejak Oktober 2022 pertumbuhannya konsisten di bawah 1%.
CEO Indodax Oscar Darmawan menilai, adanya perlambatan disebabkan oleh dikenakannya PPN pada aset kripto per 1 maret 2022 sebesar 1% dari tarif PPN umum atau sebesar 0,11%. Terlebih, saat ini jika bertransaksi menggunakan aset kripto akan dikenakan biaya tambahan lagi sebesar 0,02% untuk biaya bursa, depository dan kliring.
Menurut Oscar, adanya penambahan biaya yang berlebihan dapat menyebabkan industri kripto di Indonesia kalah bersaing dibandingkan industri kripto luar negeri. Hal ini membuat investor lebih memilih bertransaksi ke luar negeri.
Maka itu, diharapkan transaksi di industri kripto dapat dibebaskan dari PPN seperti di perdagangan saham. Hal ini tentunya dapat menarik minat masyarakat kembali yang dapat meningkatkan jumlah investor aset kripto di Indonesia.
"Jika jumlah investor meningkat, jumlah transaksi aset kripto di Indonesia pun turut meningkat, sehingga dapat meningkatkan daya saing industri kripto lokal dengan industri kripto di luar negeri," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (1/12).
Baca Juga: Pertumbuhan Jumlah Investor Kripto Melambat, Apa Penyebabnya?
Oscar mengakui, di Indodax juga mengalami koreksi seiring pelemahan secara nasional. Meski begitu, dalam tren bulanan ia mencatat ada peningkatan jumlah total transaksi sebesar hampir 50% pada bulan Oktober dibandingkan dengan bulan September.
"Sementara, untuk jumlah investor terus bertambah, yang mana sepanjang tahun ini jumlah investor di Indodax sudah menyentuh hampir 6 juta member," katanya.
Hal tersebut juga sejalan dengan capaian industri kripto di Indonesia. Secara bulanan, pada Oktober 2023 jumlah investor bertumbuh 0,84% MoM mencapai 18,06 juta dan nilai transaksi juga tumbuh 31,9% MoM menjadi Rp 10,5 triliun.
Pertumbuhan itulah yang memberikan optimisme bahwa prospek industri kripto yang baik ke depannya. Selain itu, periode halving Bitcoin juga menjadi daya tarik tersendiri lantaran menjadi peluang berharga bagi para trader yang berencana berinvestasi dalam aset kripto.
Di samping itu, terdapat beragam sentimen, baik positif maupun negatif, yang memiliki dampak signifikan terhadap nilai aset kripto, terutama berkaitan dengan persetujuan ETF Bitcoin. Ia pun meyakini tahun depan akan menjadi momentum emas bagi industri kripto.
"Industri kripto akan menghadapi halving bitcoin dan ETF Spot Bitcoin juga diprediksi diluncurkan tahun depan, serta adanya spot EFT Bitcoin ini dapat membantu menstabilkan tingkat fluktuasi aset kripto," imbuh Oscar.
Baca Juga: Pasar Kripto Kembali ke Zona Hijau, Bagaimana Prospeknya ke Depan?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News