Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mencatatkan rekor perolehan dana terbesar dari initial public offering (IPO) pada tahun ini. Sejak awal tahun sampai dengan 16 September 2021 telah terkumpul dana sebesar Rp 32,14 triliun yang berasal dari IPO 38 perusahaan.
"Nilai tersebut merupakan perolehan dana terbesar yang dihimpun perusahaan melalui IPO sejak pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977," kata Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan melalui pesan singkat, Jumat (17/9).
Sebelumnya, rekor pencapaian dana terbesar dari IPO terjadi pada tahun 2010. Kala itu, total dana yang dihimpun melalui IPO adalah sebesar Rp 29,67 triliun yang berasal dari IPO 23 perusahaan.
Pada kesempatan yang berbeda, Kepala Bagian Penilaian Perusahaan Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurkhamid mengatakan, IPO PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menjadi penyumbang terbesar realisasi dana IPO sepanjang tahun 2021 berjalan.
Baca Juga: Tahun ini menjadi tahun dengan nilai emisi IPO tertinggi sepanjang sejarah
"Mengingat, nilai emisi IPO Bukalapak sendiri mencapai Rp 21,9 triliun yang setara 68% dari total nilai emisi Rp 32,14 triliun," ucap Nurkhamid.
Tak berhenti sampai di situ, BEI juga masih mengantongi 26 perusahaan dalam pipeline IPO per tanggal 16 September 2021. Sayangnya, BEI belum bisa menyampaikan kisaran penghimpunan dana dari 26 perusahaan tersebut karena proses bookbuilding dalam rangka pembentukan harga belum selesai dilakukan.
Yang jelas, para calon perusahaan tercatat tersebut didominasi oleh perusahaan aset skala besar, yakni sebanyak 15 perusahaan. Kemudian, perusahaan aset skala menengah sebanyak 7 perusahaan dan aset skala kecil 4 perusahaan.
Merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, perusahaan aset skala besar merupakan perusahaan yang memiliki aset di atas Rp 250 miliar. Sementara itu, perusahaan aset skala menengah mempunyai aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar dan perusahaan aset skala kecil memiliki aset di bawah Rp 50 miliar.
Baca Juga: Startup teknologi masuk bursa saham, pertimbangkan hal ini sebelum berinvestasi