Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Saham PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) meroket di hari pertama perdagangan pasca lepas dari suspensi Bursa Efek Indonesia (BEI). Senin (14/1), harga GTBO melambung 9,62% ke Rp 4.275 per saham.
Akibatnya, GTBO masuk ke jajaran lima saham pemberi untung tertinggi (top gainers). Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia menilai, kenaikan harga GTBO masih spekulatif. "Dengan dicabutnya suspensi ini, investor mengartikan bahwa skema penjualan batubara GTBO itu sesuai aturan," kata Satrio, Senin (14/1).
Permasalahan GTBO bermula dari kejanggalan kontrak jual-beli batubara dan pembukuan laporan keuangan. Ini berawal dari pendapatan semester I/2013 GTBO yang naik 3.075% year on year (YoY) menjadi Rp 1,15 triliun saat itu. Imbasnya, laba bersih GTBO naik 7.294% yoy jadi Rp 939,81 miliar.
Pendapatan GTBO kuartal III/2013 juga melesat 823,78% menjadi Rp 1,52 triliun. Ini mendorong laba bersih GTBO melonjak 1.281% menjadi Rp 1,2 triliun.
Kenaikan kinerja yang di luar kewajaran tersebut disebabkan kontrak jual beli 10 juta ton batubara GTBO dengan Agrocom Ltd. Kontrak jual beli tersebut memiliki klausul yang tidak lazim di industri batubara. Sebab, pembeli memiliki opsi menggunakan jasa kontraktor sendiri.
Selain itu, GTBO juga mewajibkan pihak pembeli membayar di muka jauh sebelum pengiriman batubara dilakukan. Lalu, GTBO membukukan kontrak tersebut sebagai pendapatan.
Masalah ini menjadi alasan BEI mensuspensi saham GTBO sejak 15 Oktober 2012. BEI lalu meminta GTBO mengaudit dan merevisi laporan keuangannya. GTBO pun merevisi laporan keuangan dengan memisahkan duit dari Agrocom senilai Rp 711,16 miliar sebagai pendapatan lain. Akibatnya, pendapatan kuartal III/2012 GTBO turun menjadi Rp 804,4 miliar.
Satrio kurang yakin dengan hasil revisi laporan keuangan GTBO itu. "Apakah pendapatan itu nantinya bisa terimplikasi pada dividen?" tutur Satrio.
Dus, ia tidak menyarankan investor menjadikan saham GTBO sebagai instrumen investasi jangka panjang, cukup untuk trading saja. "Tapi harus dilihat
pergerakan harganya seminggu ke depan, akan stabil di level mana?" jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News