Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Nilai tukar rupiah mencatat kenaikan tertinggi dalam lima pekan setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kinerja positif dari data perdagangan. Kinerja ekspor surplus senilai US$ 42,4 juga di Oktober membuat rupiah bisa bernafas lega setelah terus-terusan mendapatkan tekanan.
Sebagaimana diketahui, kinerja perdagangan Indonesia bulan Oktober berada di bawah proyeksi analis yang dihubungi Bloomberg. Sebelumnya, rata-rata analis tersebut memproyeksikan adanya ddefisit sebesar US$ 775 juta di bulan Oktober.
"Data perdagangan itu (positif) merupakan membantu nilai tukar rupiah, walaupun masih lemah,” kata David Sumual, ekonom bank Bank Central Asia kepada Bloomberg, Senin (2/12).
Pada pukul 11:57 WIB, nilai tukar rupiah menguat 0,6% menjadi Rp 11.888 per dolar Amerika Serikat (AS), kenaikan terbesar sejak 25 Oktober. Sedangkan di pasar non- deliverable forwards (NDF) , rupiah naik 1,1$ menjadi Rp 11.780 per dolar AS.
Bloomberg mencatat, pada bulan lalu, tukar rupiah turun 5,8% dan tercatat sebagai kinerja terburuk diantara 24 mata uang pasar berkembang. Adanya defisit transaksi berjalan menjadi pemicunya. Tahun lalu, pemerintah mencatat adanya defisit transaksi berjalan senilai US$ 24 miliar, sedangkan tahun ini diproyeksikan naik menjadi US$ 31 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News