Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, korporasi getol menerbitkan surat utang. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 6 Desember 2017, jumlah penerbitan obligasi korporasi telah mencapai Rp 143 triliun. Jumlah ini melampaui penerbitan obligasi tahun lalu yang sebesar Rp 114 triliun.
Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra mengatakan, tingginya penerbitan obligasi korporasi tahun ini terangkat oleh penerbitan obligasi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Pasokan obligasi korporasi cukup besar, dibantu porsi penerbitan BUMN sekitar 71,76%," kata Made, Kamis (7/12).
Obligasi korporasi semakin marak terbit pada kuartal III dan IV setelah Indonesia mendapat peringkat investment grade dari Standard & Poor's (S&P). Sejak mendapat peringkat investment grade, tingkat imbal hasil atau kupon obligasi korporasi jadi lebih rendah. Momentum turunnya kupon tersebut dimanfaatkan untuk menerbitkan obligasi.
Made mencontohkan rata-rata kupon yang ditawarkan oleh emiten pada kuartal I dan II 2017 berkisar di 7%–7,65%. Sedangkan, rata-rata kupon obligasi kuartal III dan IV turun menjadi 6,15%–7,1%. Kupon ini berlaku pada obligasi bertenor satu tahun dengan rating AAA.
Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Nicodimus Anggi Kristiantoro mengatakan, dengan terciptanya rekor penerbitan obligasi korporasi yang baru menandakan minat perusahaan mendapatkan pendanaan dari instrumen surat utang meningkat. Faktor pendorongnya adalah kondisi ekonomi domestik yang membaik, kebijakan-kebijakan yang akomodatif dari regulator, serta banyaknya utang korporasi yang jatuh tempo. Alhasil, pada tahun ini banyak perusahaan yang harus melakukan refinancing.
Nico mengatakan obligasi dengan rating AAA mendominasi di tiap kuartal dengan tren meningkat. "Kuartal I 50% dari total outstanding, kuartal II 60%, kuartal III 61% dan kuartal IV per akhir November 71%," kata Nico.
Kemampuan perusahaan dalam membayar obligasi juga tercermin dari rating yang bagus. Sejak kuartal I hingga kuartal IV per November 2017, obligasi korporasi didominasi rating AAA dan hanya ada tiga emiten yang mengalami downgrade.
Menurut Made obligasi korporasi yang memiliki rating AAA menunjukkan kualitas yang baik. "Obligasi korporasi dengan ratingAAA ada sekitar Rp 95 triliun dari total penerbitan," kata Made. Sementara, obligasi dengan rating rendah atau BBB- hanya ada sekitar Rp 250 miliar.
Nico dan Made memprediksi penerbitan obligasi korporasi di tahun 2018 akan kembali semarak, bahkan bisa menembus rekor baru. Hal tersebut didukung dengan suku bunga domestik yang rendah, pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 5,3% dan tingkat inflasi yang terjaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News