Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten jasa konstruksi umum PT Sumber Mas Konstruksi Tbk (SMKM) memproyeksi pendapatan perusahaan tahun 2022 akan tumbuh 11% dengan peningkatan laba bersih Rp 15% dibanding tahun 2021.
Hal ini sejalan dengan potensi perolehan kontrak baru yang akan didapatkan perusahaan pada tahun ini.
Direktur sekaligus Corporate Secretary SMKM Budiman Pramono Sidi mengatakan, perusahaan menargetkan bisa mendapatkan tujuh kontrak kerja baru pada 2022.
"Jenis proyeknya antara lain berupa proyek infrastruktur seperti jalan raya serta pembangunan dan renovasi gudang, kantor, pabrik, dan perumahan," kata Pramono saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (11/3).
Baca Juga: HK Metals (HKMU) Ditinggal Pengendali, Ngasidjo Achmad Sang Pendiri Berstatus Pailit
Saat ini, SMKM juga masih dalam tahap pengerjaan sejumlah proyek pembangunan jalan serta pembangunan dan renovasi gudang, pabrik dan kantor. Proyek-proyek ini tersebar di beberapa lokasi terutama di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, dan Jambi.
Berdasarkan prospektus initial public offering (IPO), SMKM juga sedang mengerjakan beberapa proyek di Jakarta dan Jawa Barat. Sebut saja pembangunan Jalan Kukusan Jago Depok, lalu pembangunan jalan dan jembatan di Cikampek, serta pembangunan ruko di Cibubur.
Untuk menyelesaikan proyek existing serta proyek yang akan datang, SMKM menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 141.736.604.317 pada 2022.
"Penggunaannya untuk modal kerja yang mana sumber pendanaannya berasal dari dana IPO dan kas internal perusahaan," ungkap Pramono.
Baca Juga: Dorong Pendanaan Ekspansi Pabrik Semikonduktor, Uni Eropa Siapkan European Chips Act
Perlu diketahui, SMKM baru saja selesai melaksanakan IPO dan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (9/3). SMKM memperoleh dana segar Rp 66 miliar setelah melepas 250 juta saham baru ke publik dengan harga Rp 264 per saham.
Setelah dikurangi biaya-biaya emisi, perusahaan berencana menggunakan 97% dana IPO untuk modal kerja konstruksi proyek di masa yang akan datang baik pada sektor swasta maupun pemerintahan.
Modal kerja yang dimaksud antara lain adalah biaya persiapan dan pembersihan lokasi proyek (land clearing), biaya penyediaan bahan baku material pekerjaan, biaya tenaga kerja proyek, biaya mobilisasi/demobilisasi, dan biaya pembelian perlengkapan kerja.
Kemudian, sebesar 3% sisa dana IPO akan digunakan untuk penelitian dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Contohnya berupa pelatihan dan sertifikasi profesi SDM, riset di bidang keahlian konstruksi, serta riset dan pengembangan sistem teknik pekerjaan konstruksi.
Baca Juga: Sumber Mas Konstruksi Tawarkan Sahamnya di Harga Rp 150-Rp 350 pada Masa Bookbuilding
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2020, SMKM mencatatkan pendapatan sebesar Rp 60,06 miliar atau meningkat 19,97% dari realisasi 2019 yang sebesar Rp 50,06 miliar. Akan tetapi, laba bersih SMKM tercatat merosot 38,61% year on year (yoy) dari Rp 4,07 miliar menjadi Rp 2,5 miliar.
Kemudian, pendapatan per September 2021 melesat 117,62% yoy, dari Rp 58,18 miliar menjadi Rp 126,61 miliar. Sejalan dengan itu, laba bersih SMKM melonjak 170,12% yoy, dari Rp 4,55 miliar menjadi Rp 12,29 miliar. Adapun aset SMKM per September 2021 mencapai Rp 132,24 miliar, terdiri dari liabilitas Rp 7,05 miliar dan ekuitas Rp 125,19 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News