Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam dua bulan ini, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) telah turun 50 basis poin (bps) menjadi 5,5%. Ini sejalan dengan respon berbagai negara yang melakukan stimulus fiskal dan memperlonggar kebijakan moneter.
Beberapa analis melihat pemangkasan suku bunga membuat obligasi dan saham menjadi lebih prospektif. Dengan begitu, bisa jadi ini kesempatan bagi para emiten untuk menerbitkan obligasi korporasi sebagai salah satu instrumen pendanaan.
Baca Juga: IHSG terkoreksi 0,49% pekan ini, banyak dipengaruhi sentimen suku bunga The Fed
"Rights issue dan obligasi lebih cocok untuk pendanaan, karena saat ini relatif lebih menguntungkan dengan penurunan suku bunga," jelas analis Panin Sekuritas William Hartanto, Jumat (23/8).
Analis Senior Anugerah Sekuritas Bertoni Rio juga menyebutkan penerbitan obligasi dan Dinfra menjadi alternatif yang bisa dipilih emiten karena cukup menarik setelah penurunan suku bunga.
"Dua instrumen itu cukup menarik untuk jangka panjang dan ada momen suku bunga murah," jelas dia.
Baca Juga: OJK: Di tengah lesunya ekonomi global, pasar modal Indonesia masih diminati
Di sisi lain, perbankan juga sedang berhati-hati dalam menyalurkan pinjaman karena takut gagal bayar alias kredit macet. "Bank saat ini cenderung hold untuk pinjaman," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News