kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Suku Bunga Tinggi, Emiten Ramai Terbitkan Obligasi & Jaring Dana dari Pasar Modal


Rabu, 10 Juli 2024 / 09:00 WIB
Suku Bunga Tinggi, Emiten Ramai Terbitkan Obligasi & Jaring Dana dari Pasar Modal
ILUSTRASI. analis memberikan rekomendasi saham untuk emiten yang sedang gelar obligasi dan jaring dana segar di pasar modal


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten masih ramai menjaring dana segar di pasar modal, salah satunya melalui penerbitan surat utang atau obligasi. Dana yang terhimpun umumnya dipakai untuk dua keperluan, yakni membayar obligasi sebelumnya atau utang bank, serta untuk keperluan modal kerja atau ekspansi.

Emiten yang sedang menawarkan atau yang baru-baru ini menerbitkan obligasi di antaranya ada PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Emiten milik taipan Prajogo Pangestu ini menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III Tahap III-2024 senilai Rp 1 triliun.

Masa penawaran umum berlangsung pada 9 Juli - 11 Juli dan dijadwalkan akan mencatatkan obligasi pada 17 Juli 2024. Seluruh dana yang terhimpun akan dipakai BRPT untuk memenuhi kewajiban pembayaran pada tiga obligasi sebelumnya dan pembayaran sebagian atas dua utang bank.

Selanjutnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) yang baru mencatatkan Obligasi Berkelanjutan III Tahap I-2024 pada 8 Juli 2024. Jumlahnya sebesar Rp 932,35 miliar, yang akan dipakai sebagai modal kerja. Sebanyak 70% untuk pengoperasian jalan tol, dan 30% sisanya untuk pemeliharaan jalan tol.

PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) juga menerbitkan obligasi, dengan nilai sebesar Rp 200 miliar. Sekitar Rp 45 miliar untuk pembayaran sebagian pinjaman, dan sisanya sebagai pendanaan modal kerja berupa pembelian Crude Palm Oil (CPO) dan Fresh Fruit Bunch (FFB) pada kuartal III dan IV-2024.

Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham Valuasi Murah Pilihan yang Layak Koleksi di Semester II-2024

Emiten lain yang menerbitkan obligasi di antaranya adalah PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) sebesar Rp 600 miliar, PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) sebesar Rp 500 miliar, dan PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) senilai Rp 1 triliun, dan PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) sebesar Rp 500 miliar.

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi memprediksi penggalangan dana oleh emiten melalui penerbitan obligasi masih akan ramai pada semester II-2024. Di samping aksi korporasi lain berupa rights issue maupun private placement.

Ramainya penerbitan obligasi hingga rights issue pada tahun berjalan ini menunjukkan aksi pendanaan dari non-perbankan yang cukup masif. Audi melihat kemungkinan emiten masih mempertimbangkan efek suku bunga tinggi.

Sebab meski terjadi pemangkasan, Audi memperkirakan suku bunga hanya akan turun sebanyak 50 bps pada tahun ini.

"Sehingga emiten mengalihkan pendanaan dari sindikasi perbankan ke aksi korporasi lainnya yang minim cost of fund," ungkap Audi kepada Kontan.co.id, Selasa (9/7).

Research Analyst Phintraco Sekuritas Aditya Prayoga punya pandangan serupa. Dengan suku bunga yang masih tinggi, emiten cenderung lebih tertarik menggalang dana melalui penerbitan obligasi atau sukuk dibandingkan pinjaman bank. Sebab, obligasi menawarkan yield yang lebih menarik bagi investor.

Rights issue dan private placement juga menjadi pilihan, karena memungkinkan emiten meningkatkan modal tanpa menambah beban utang dan mendapatkan dana dengan cepat dari investor institusi. Dengan kondisi fundamental yang membaik di dalam negeri, Aditya menilai emiten memiliki lingkungan lebih kondusif untuk menggalang dana melalui pasar modal. 

Baca Juga: Harga Saham Blue Chip Ini Mulai Bangkit Setelah Melemah Drastis, Apa Layak Beli?

"Tekanan eksternal yang tidak terlalu masif juga memberikan ruang bagi emiten untuk merencanakan strategi pendanaan dengan lebih percaya diri," ujar Aditya.

Head of Retail Marketing & Product Development Division Henan Putihrai Asset Management, Reza Fahmi mengamini penggalangan dana melalui penerbitan obligasi, rights issue, dan private placement tetap menarik di tengah kondisi pasar yang dinamis. Daya tarik pencarian dana di pasar modal juga tetap terjaga setelah Pemilihan Presiden 2024 berjalan relatif kondusif.

Dus, sentimen di dalam negeri masih cenderung positif di tengah transisi pemerintahan. Emiten pun tetap ramai menggelar aksi korporasi seperti rights issue dan private placement, yang membuat pasar saham lebih semarak. Aksi tersebut bisa menjadi pilihan emiten saat cost of fund semakin mahal.

Meski secara umum memberikan sinyal positif, tapi Aditya mengingatkan respons pelaku pasar akan beragam terhadap aksi korporasi emiten, termasuk dalam penerbitan obligasi. Selain dari sisi fundamental dan prospek bisnis emiten, sentimen ekonomi dan kondisi pasar juga membawa dampak yang cukup signifikan.

Sebab, faktor-faktor itu akan turut memengaruhi kinerja bisnis dan aksi emiten dalam melanjutkan ekspansi. "Dengan prospek ekonomi dan stabilitas yang meningkat, ekspansi emiten di semester II-2024 diperkirakan akan tetap dinamis dan berlanjut, meskipun dengan pendekatan lebih strategis dan selektif," terang Aditya.

 

Di antara emiten yang menerbitkan obligasi, Aditya merekomendasikan buy on support BRPT pada area Rp 1.100 - Rp 1.080 untuk target harga Rp 1.205 - Rp 1.300, dan stoploss jika merosot di bawah Rp 1.075. Kemudian, cermati peluang sell on strength pada JSMR dengan memperhatikan support Rp 5.175 dan resistance Rp 5.400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×