Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga Fed Funds Rate dinilai akan memberikan dampak positif pada pasar saham di pasar negara berkembang. Sebagai informasi, Federal Reserve mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5%-5,25% dalam rapat FOMC, Kamis (4/5).
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, pasar seharusnya tak perlu heran dengan kenaikan suku bunga. Besaran kenaikan suku bunga ini sudah sesuai ekspektasi sejak beberapa pekan yang lalu.
Berdasarkan CME FedWatch Tool, pasar sudah melihat kemungkinan The Fed akan menaikan suku bunga sebesar 25 bps dengan probabilitas atau kemungkinan di atas 85%.
“Data tersebut sudah ada sejak 30 April, sehingga pasar seharusnya sudah mengantisipasi kenaikan tersebut,” kata Arjun kepada Kontan.co.id, Kamis (4/5).
Baca Juga: Langkah The Fed Tak Akan Buat BI Latah Kerek Suku Bunga Acuan
Arjun memaparkan, kemungkinan The Fed untuk menaikkan suku bunga lagi di tahun ini sangat minim. The Fed bahkan diperkirakan justru akan menurunkan suku bunga di akhir tahun 2023.
Dengan kondisi tersebut, Arjun pun melihat bahwa kenaikan suku bunga AS kali ini akan berdampak minim terhadap pasar saham, mengingat para pelaku pasar sudah priced in alias menyesuaikan kenaikan bunga di harga pasar sejak beberapa minggu lalu.
Kenaikan suku bunga dianggap wajar agar The Fed bisa mengendalikan tingkat inflasi di AS yang masih tinggi. Selain itu, besaran kenaikan suku bunga juga tidak drastis.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) pun sudah mengeluarkan pernyataan bahwa tingkat suku bunga domestik saat ini sudah sesuai rencana BI untuk mengendalikan inflasi.
“Jadi, kemungkinan BI akan menaikkan tingkat suku bunga lebih lanjut juga hampir nol di tahun ini,” papar Arjun.
Baca Juga: Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini Diprediksi Cuma 5,04%
Dia menambahkan, rezim kenaikan suku bunga sudah berakhir menyusul prediksi pasar yang melihat bahwa tingkat acuan suku bunga di beberapa negara juga sudah mencapai puncak. Oleh karena itu, hal tersebut akan memberikan sentimen positif terhadap pasar saham, terutama di emerging markets.
“Untuk pasar saham domestik, saya melihat sektor perbankan dan konsumen primer akan bullish di tahun ini,” ungkap dia.
Arjun pun merekomendasikan buy untuk beberapa emiten perbankan di tahun ini. Salah satunya adalah rekomendasi buy untuk BMRI dengan target harga Rp 5.100 per saham-Rp 5.450 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News