Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pasar uang hampir dipastikan menjadi instrumen reksadana yang mencetak imbal hasil tertinggi pada tahun ini. Namun, produk reksadana lainnya juga masih cukup prospektif untuk dikoleksi investor di tahun depan.
Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja rata-rata reksadana pasar uang di Infovesta Money Market Fund Index tumbuh 4,18% (ytd) hingga 26 Desember lalu.
Di periode yang sama, kinerja rata-rata reksadana saham masih minus 5,89% (ytd). Kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap juga terkoreksi 2,17% (ytd).
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, pamor reksadana pasar uang sebenarnya baru meningkat selepas kuartal I-2018. Hal ini terjadi seiring kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserves dan Bank Indonesia serta meningkatnya eskalasi perang dagang.
“Kalau di awal tahun, justru reksadana saham dan berbasis obligasi masih memberikan imbal hasil positif,” katanya.
Lantas, reksadana pasar uang diuntungkan oleh kebijakan kenaikan suku bunga acuan yang agresif sepanjang tahun ini. Apalagi, suku bunga deposito yang menjadi aset dasar reksadana tersebut juga mengalami kenaikan.
Kinerja rata-rata reksadana pasar uang masih bisa meningkat pada tahun depan mengingat posisi suku bunga acuan BI saat ini sudah tergolong tinggi, yaitu 6%. “Tren kenaikan suku bunga acuan masih berlangsung walau terjadi penurunan dari segi agresivitas,” ungkap dia.
Menurut Wawan, pertumbuhan kinerja rata-rata reksadana pasar uang akan berada di kisaran 5%-6% di tahun 2019.
Terlepas dari itu, pada dasarnya reksadana saham dan pendapatan tetap masih memiliki prospek yang positif di tahun depan.
Kinerja reksadana saham berpeluang mentereng mengingat IHSG selalu mencatatkan pertumbuhan positif ketika memasuki tahun politik. Satu hal yang bisa mengganjal kinerja reksadana ini adalah potensi perlambatan ekonomi berskala global.
Hitungan Wawan, kinerja rata-rata reksadana saham bisa mencapai kisaran 9%-10% pada tahun depan dengan catatan IHSG bergerak di rentang 6.600—6.800.
Wawan juga memprediksi, kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap di tahun mendatang bisa berada di rentang 5%-6% akibat perbaikan harga obligasi di tengah berkurangnya frekuensi kenaikan suku bunga acuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News