kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Suku bunga dalam tren naik di 2022, Avrist optimistis reksadana pasar uang meningkat


Senin, 25 Oktober 2021 / 20:30 WIB
Suku bunga dalam tren naik di 2022, Avrist optimistis reksadana pasar uang meningkat
ILUSTRASI. Imbal hasil reksadana pasar uang juga berpotensi lebih tinggi daripada tahun ini.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan suku bunga acuan Bank Indonesia 7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) berpotensi naik. Imbal hasil reksadana pasar uang juga berpotensi lebih tinggi daripada tahun ini. 

Pekan lalu, BI memang masih mempertahankan suku bunga acuannya di 3,5%. Namun, para manajer investasi memproyeksikan suku bunga acuan BI di tahun depan akan naik. 

Head of Investment Avrist AM Farash Farich memproyeksikan di sepanjang tahun ini imbal hasil reksadana pasar uang berpotensi tumbuh 3,2%-3,3%. Sementara, Farash memproyeksikan suku bunga acuan di sepanjang tahun ini sudah cukup rendah dan ia perkirakan tidak akan turun kembali.

"Eksternal juga kebanyakan bank sentral sudah tidak berubah suku bunga acuannya, bahkan beberapa sudah menaikkan suku bunga," kata Farash. 

Baca Juga: Suku bunga diramal naik pada 2022, return reksadana pasar uang bisa meningkat

Sedangkan, The Fed berpotensi menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 25 basis poin lebih cepat di akhir semester pertama 2022. Dengan kondisi tersebut, maka suku bunga acuan BI juga berpotensi akan naik di tahun depan. 

Farash mengatakan BI dapat langsung ikut menaikkan suku bunganya seperti The Fed atau bisa menunda sedikit. Pertimbangan tersebut bergantung pada apakah inflasi dalam negeri sudah naik atau belum dan apakah rupiah stabil atau tidak. 

"Secara tren suku bunga akan naik, kapan waktunya itu yang jadi pertanyaan," kata Farash. Namun, secara umum dia melihat tingkat imbal hasil pasar uang akan lebih baik di tahun depan dan seterusnya dibandingkan tahun 2021. 

Baca Juga: Return obligasi negara naik, investor domestik masih menopang pasar SUN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×