kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Suku bunga acuan turun jadi angin segar pengguna KPR


Minggu, 21 Juli 2019 / 09:56 WIB
Suku bunga acuan turun jadi angin segar pengguna KPR


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bank Indonesia baru saja menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis lalu. Dalam rapat tersebut diputuskan bahwa BI menurunkan suku bunganya sebesar 25 bps menjadi 5,75%. Penurunan suku bunga ini tentu memberi dampak positif pada beberapa sektor, salah satunya properti.

Dalam sektor properti, penurunan suku bunga ini berhubungan erat dengan sistem pembayaran KPR. Analis Indopremier sekuritas Laura Oei mengatakan keputusan Bank BI tersebut memberi katalis positif dan suku bunga yang turun sangat menguntungkan bagi emiten properti yang memiliki konsumen dengan pembayaran KPR yang tinggi.

“Prospeknya sih bagus, apalagi ditambah dengan insentif lainnya dari pemerintah,” ujar Laura.

Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian menjelaskan keputusan ini mampu mendorong untuk prospek properti meningkat kembali pada semester kedua tahun ini. Pada semester sebelumnya sektor properti dirasa menurun karena masih fokus pada pemilihan presiden.

Joey juga mengatakan bahwa terkait suku bunga yang turun ini berpengaruh pada kemampuan orang membeli sebuah properti. Hal ini berhubungan juga dengan harga mortgage yang bisa ikut terpengaruh turun.

“Jadi jika suku bunga turun, mortgage pasti akan turun. Hal ini harusnya menunjukkan prospek properti yang bagus,” ujar Joey.

Selain itu, Joey juga menyebutkan bahwa penurunan suku bunga ini mampu menjadikan KPR yang lebih murah. Oleh karena itu, harapannya orang-orang yang membeli properti setelah ini tidak hanya yang memang membutuhkan tempat tinggal melainkan juga berinvestasi di sektor properti.

Meskipun memberikan katalis positif, analis MNC Sekuritas Muhamad Rudy Setiawan menilai penurunan suku bunga ini belum cukup memberi pengaruh dalam jangka pendek. Ia berpendapat bahwa sektor properti di sisa tahun ini tak cukup berbeda dengan semester sebelumnya. Menurutnya, penjualan properti sedang tidak menarik semenjak menjelang pemilu dan lebaran.

Menurut Rudy, penurunan suku bunga BI kali ini hanya akan berpengaruh pada properti dengan kategori menengah ke bawah. Hal ini disebabkan oleh pengguna KPR saat ini mayoritas memiliki penghasilan di level menengah ke bawah.

Jadi untuk beberapa properti yang kita katakan lebih dari satu miliar itu tidak terlalu sangat terefleksi adanya penurunan suku bunga ini,” ujar Rudy.

Rudy menyampaikan mengenai jenis properti yang saat ini digemari masyarakat adalah rumah di bawah 500 juta rupiah menjadi properti yang bisa memberi keuntungan. Hal ini dikarenakan generasi millenial saat ini baru mampu memiliki rumah yang berada di level seperti itu dan menjadi pengguna KPR.

“Beberapa developer seperti BSD, CTRA, SMRA yang saya katakan tadi mulai merubah profile propertinya sendiri jadi sekarang main di segmen di harga properti dibawah 500jt,” ujar Rudy.

Selain penurunan suku bunga, Laura dan Joey sependapat bahwa launching produk dari beberapa emiten di semester dua ini juga turut membantu pertumbuhan sektor properti dalam negeri. Joey mengatakan pada semester sebelumnya, beberapa emiten fokus pada Pemilu. Sedangkan Laura menilai launching produk bisa menjadi booster emiten tersebut untuk menjadi penunjang.

Terkait dengan penurunan suku bunga ini, Laura dan Rudy menjagokan CTRA. Laura berpendapat CTRA memiliki produk rumah-rumah menengah ke bawah yang bisa dijangkau oleh pembeli rumah pertama yang rata-rata menggunakan KPR.

Ia merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.400. Sedangkan Rudy menjagokan CTRA karena produk mereka merupakan landing house dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Rudy merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.310. Berbeda, Joey lebih merekomendasikan SMRA dengan buy dan target harga Rp 1.350.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×