kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Suku Bunga Acuan BI Bertahan di Level 5,75%, Reksadana Pasar Uang Masih Prospektif


Jumat, 11 Agustus 2023 / 19:11 WIB
Suku Bunga Acuan BI Bertahan di Level 5,75%, Reksadana Pasar Uang Masih Prospektif
ILUSTRASI. Sejak awal tahun sampai dengan Juli 2023, reksadana pasar uang mencatatkan imbal hasil rata-rata 2,24%.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pasar uang (RDPU) punya prospek yang menarik di tengah sikap Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75%. Sejak awal tahun sampai dengan Juli 2023, reksadana pasar uang mencatatkan imbal hasil yang cukup bagus.

Hal ini terlihat dari Infovesta 90 Money Market Fund Index yang menghasilkan return 2,24% secara year to date (YtD) hingga Juli 2023. Angka ini berada di bawah return Infovesta 90 Fixed Income Fund Index yang sebesar 3,90%, tetapi di atas Infovesta 90 Equity Fund Index yang hanya menghasilkan return 1,02% YtD.

Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Toufan Yamin mengatakan, RDPU tidak hanya diinvestasikan pada instrumen investasi deposito, tetapi juga pada instrumen obligasi maupun sukuk jangka pendek. Alhasil, prospek RDPU juga kurang lebih dipengaruhi oleh proyeksi kinerja instrumen surat utang.

Baca Juga: Prospek Reksadana Pendapatan Tetap saat Valuasi Obligasi Sudah Mahal

Di Indonesia sendiri, tingkat suku bunga acuan BI diperkirakan masih akan bertahan di level 5,75% pada bulan September 2023. Dari sisi domestik, tingkat inflasi masih terjaga di kisaran target 2%-4%.

Sementara itu, dari sisi global, masih terdapat ketidakpastian di mana Amerika Serikat berpotensi soft-landing. "Oleh karena itu, apabila tingkat suku bunga tidak mengalami penurunan, maka prospek RDPU masih cenderung stabil," kata Toufan saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (11/8).

Dengan beragam tingkat bunga deposito yang ditawarkan oleh perbankan, Toufan mengakui bahwa deposito untuk saat ini terlihat lebih menarik dibanding RDPU. Namun, perlu diingat kembali bahwa apabila berinvestasi pada deposito, investor akan dikenakan pajak PPh final sebesar 20% dari bunga yang diperoleh.

Baca Juga: BEI Optimistis Investor Pasar Modal Bisa Tembus 12 Juta SID Hingga Tutup 2023

Sementara itu, RDPU tidak dikenakan pajak atas hasil keuntungannya. Alhasil, menurutnya, RDPU masih menarik untuk dikoleksi terutama apabila investor menginginkan likuiditas penarikan dana yang lebih fleksibel.

Kemudian, mengingat adanya potensi penurunan suku bunga acuan, instrumen obligasi maupun sukuk di bawah satu tahun akan diuntungkan terlebih dahulu dibandingkan deposito. "Hal ini akan membuat manajer investasi cenderung menaruh alokasi lebih banyak ke instrumen obligasi dibandingkan ke dalam instrumen deposito yang terdampak pada penurunan suku bunga," ucap Toufan.

Menurut Toufan, RDPU yang memiliki total dana kelolaan besar cenderung menarik karena semakin besar dana yang dikelola. Hal ini akan memudahkan reksadana tersebut mendapatkan rata yang lebih menarik dari perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×