kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.199   57,86   0,81%
  • KOMPAS100 1.105   10,32   0,94%
  • LQ45 877   10,94   1,26%
  • ISSI 221   0,89   0,40%
  • IDX30 448   5,61   1,27%
  • IDXHIDIV20 539   4,64   0,87%
  • IDX80 127   1,22   0,97%
  • IDXV30 135   0,58   0,43%
  • IDXQ30 149   1,55   1,05%

BI Tahan Level Suku Bunga, Reksadana Pendapatan Tetap Dinilai Masih Atraktif


Jumat, 17 Maret 2023 / 08:05 WIB
BI Tahan Level Suku Bunga, Reksadana Pendapatan Tetap Dinilai Masih Atraktif


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap masih atraktif sebagai instrumen investasi ke depan. Penurunan yield obligasi akhir-akhir dinilai wajar.

Presiden dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra menilai pasar obligasi domestik secara keseluruhan masih memiliki prospek yang cukup baik. Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga di level 5.75% sesuai dengan perkiraan pasar dan secara jangka pendek akan cukup positif terhadap pasar obligasi. 

Memang dalam satu pekan terakhir, yield untuk obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun sudah mengalami penurunan dari hampir di level 7% ke level 6.74%. Begitu pula dengan US Treasury, sudah turun di level 3,4%, dari level 4% dua pekan lalu. 

Namun, reksadana pendapatan tetap akan tetap atraktif dan menarik untuk jadi instrumen investasi ke depannya. "Kondisi suku bunga atau yield melandai justru menandakan harga obligasi untuk reli," ungkap Guntur kepada Kontan.co.id, Kamis (16/3).

Baca Juga: Belajar dari Kejatuhan SVB, Nasabah Wajib Perhatikan Hal Ini Saat Menempatkan Dana

Terlebih, Guntur menambahkan, kondisi positif di sektor makro ekonomi Indonesia juga memberikan dampak yang positif. Sehingga, reksadana pendapatan tetap masih memiliki peluang tumbuh yang sangat besar.

Untuk reksadana berbasis obligasi kelolaan Pinnacle masih fokus pada obligasi pemerintah. Sebab, obligasi pemerintah lebih likuid jika dibandingkan obligasi korporasi.

Guntur mengatakan, Pinnacle menanggapi tingkat suku bunga bank dengan cara active duration strategy terhadap portofolio obligasi. Secara durasi portofolio obligasi saat ini lebih pendek (short duration) dari benchmark karena Pinnacle masih mengantisipasi kenaikan tingkat suku bunga dalam waktu dekat.

Baca Juga: AUM Reksadana Pasar Uang Turun, Tanda Perekonomian Domestik Membaik?

"Tetapi ini bisa berubah secara taktikal sesuai dengan kondisi pasar," kata Guntur.

Data Infovesta menunjukkan bahwa kinerja reksadana pendapatan tetap terpantau terkoreksi tipis 0,02% secara bulanan di Februari 2023. Reksadana campuran dan reksadana saham masing-masing terkoreksi 0,12% dan 0,19% secara bulanan. Hanya reksadana pasar uang yang berhasil tumbuh 0,28% dari bulan sebelumnya pada Februari 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×