Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .
Untungnya dalam waktu cepat, pasangan GBP/USD bisa kembali ke 1.2432. Nanang mengungkapkan, jika tidak melihat titik terendah flash crash, maka level terlemah poundsterling adalah 1.2054 di Januari 2017. Posisi yang kini digapainya kembali.
"Kini, penguatan poundsterling terbantu tekanan yang dialami dollar AS akibat inversi yield obligasi (treasury) bertenor 2 tahun dengan 10 tahun," jelasnya.
Asal tahu saja, inversi menunjukkan bahwa risiko dalam jangka pendek lebih tinggi ketimbang jangka panjang. Oleh karena itu, inversi kerap dikaitkan dengan pertanda atau sinyal lahirnya resesi di AS.
Dengan beragam faktor tersebut, bisa dikatakan kejatuhan di level terendah 34 tahun memicu bargain hunting. Dengan tidak menutup kemungkinan pekan depan poundsterling akan bergerak di kisaran 1.2100 hingga 1.2300.
Baca Juga: Kurs rupiah berpeluang menguat terbatas seiring meredanya sentimen negatif
Dari sisi teknikal pergerakan harga pasangan GBP/USD berada di di area 1.21176 sekaligus menunjukkan moving average MA13. Jika posisi tersebut berhasil dipertahankan dan di tutup di atas moving tersebut, maka akan memudahkan poundsterling untuk ke area 1.2207.
Sementara itu, kondisi stochastic tengah beranjak naik menunjukkan sinyal bullish. Sedangkan untuk MACD menjauh dari zona negatif terdalamnya, dan indikator RSI tengah naik dan berada di 37,76.
Untuk perdagangan Senin (19/8) Nanang merekomendasikan buy on weakness dengan level resistance 1.2329, 1.2268, dan 1.2207. Adapun untuk level support diperkirakan berada di kisaran 1.2085, 1.2023, dan 1.1978.
Baca Juga: Ekonomi memburuk, Menteri Keuangan Argentina memilih mundur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News