Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga gas alam terus melaju setelah mencatat penguatan mingguan terbesar tahun ini. Potensi berkurangnya pasokan akibat permintaan baik di musim dingin maupun musim panas telah mengangkat harga.
Mengutip Bloomberg, Senin (25/4) harga gas alam kontrak pengiriman Juni 2016 di New York Mercantile Exchange menguat 0,9% ke level US$ 2,288 per mmbtu dibanding sehari sebelumnya.
Pekan lalu, gas alam menguat 13,5% selama sepekan atau merupakan penguatan mingguan terbesar tahun ini. Kenaikan harga didorong oleh sinyal suhu musim panas yang diharapkan dapat membantu mengurangi pasokan.
Suhu di atas normal diprediksi akan melanda wilayah selatan Amerika Serikat, yang dimulai pada bulan Mei. Kyle Cooper, Direktur Penelitian IAF Advisor dan Cypers Energy Capital Management menyatakan, data awal menunjukkan bahwa cadangan gas alam akan naik 55 miliar kaki kubik pekan ini, lebih rendah dari kenaikan tahun lalu sebesar 84 miliar.
"Tambahan pada penyimpanan gas alam telah menurun drastis dan belum berada pada tingkat yang banyak orang -orang prediksi," ujar Cooper, seperti dikutip Bloomberg.
Di sisi lain, Global Forecast System menunjukkan suhu lebih dingin pada pekan ini akan melanda wilayah Barat Tengah hingga ke Timur sebelum diikuti oleh suhu lebih hangat di bulan Mei sehingga membantu permintaan gas alam baik untuk pemanas ataupun pendingin ruangan.
Berdasarkan Energi Information Administration (EIA), total cadangan gas alam mencapai 2,474 triliun kaki kubik per tanggal 15 April lalu. Angka tersebut 48,5% di atas rata - rata lima tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News