kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sudah siklus, IHSG di bulan November tahun ini diramal kembali terkoreksi


Jumat, 26 Oktober 2018 / 05:45 WIB
Sudah siklus, IHSG di bulan November tahun ini diramal kembali terkoreksi


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki memperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bulan November 2018, berpotensi melanjutkan koreksi seperti siklus yang terjadi dalam lima tahun terakhir. Ia menebak, potensi downside IHSG di bulan November tahun ini diperkirakan sekitar 3,19% hingga 2,32%.

Sepanjang lima tahun terakhir, rata-rata pergerakan IHSG mengalami koreksi sekitar 2,11% di bulan November. Merunut pada data Bloomberg, indeks dalam lima tahun terakhir di bulan November cenderung didominasi koreksi. Lihat saja di November 2013, IHSG terkoreksi 5,64%, sedangkan pada November 2014 IHSG sempat menguat 1,19%. Selanjutnya pada November 2015, IHSG kembali terkoreksi 0,20%. Begitu juga di November 2016, IHSG melorot 5,05% dan di November 2017 terkoreksi 0,37%.

"IHSG November tahun ini kemungkinan masih akan seperti itu (koreksi)," kata Achmad kepada Kontan.co.id, Kamis (25/10).

Selama IHSG masih bisa bertahan di level 5.570 dan 5.620, ia menilai, masih relatif normal. Prediksi dia, IHSG masih memiliki potensi bullish ke level 5.900 hingga 6.100 di akhir tahun.

Achmad mengatakan, tidak ada sentimen khusus yang mendorong IHSG di bulan November cenderung terkoreksi. Itu semua terjadi lantaran siklus, setelah selama September hingga Oktober, pelaku pasar menanti hasil laporan keuangan emiten.

"Rumor bagus atau jeleknya kinerja emiten tersebut semakin jelas di pekan ketiga Oktober hingga November, yang menimbulkan aksi profit taking," jelasnya.

Selanjutnya, menjelang akhir Desember, para pelaku pasar terutama pemegang saham besar mulai memoles portofolionya dan melakukan window dressing. Sehingga, pada saat itu, IHSG akan kembali menuju tren bullish.

Dari sekian banyak sektor saham, kata Achmad, salah satu yang berpotensi terkoreksi adalah saham sektor konsumsi. Dalam lima tahun terakhir, tren saham sektor konsumei mengikuti koreksi IHSG.

"Tapi yang jelas, kalau untuk sektor telekomunikasi, konstruksi dan perbankan memiliki peluang untuk pick up," ungkapnya. Untuk ketiga sektor tersebut, Achmad merekomendasikan kepada para investor untuk bisa mulai masuk atau melakukan aksi beli.

Khususnya pada saham saham bluechip. Sedangkan sektor saham yang berpotensi koreksi, perlu mencari waktu yang tepat agar bisa membeli di level support untuk kemudian bisa dimaksimalkan saat window dressing akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×