Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demam PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) tengah melanda pasar modal Indonesia. Alhasil para investor ramai memburu saham unicorn pertama yang melantai di BEI ini, termasuk para manajer investasi.
Sucorinvest Asset Management (AM) merupakan salah satu manajer investasi yang tidak ingin melewatkan kesempatan tersebut. Investment Specialist Sucorinvest AM Toufan Yamin membeberkan, pihaknya ikut dalam hajatan IPO BUKA beberapa waktu silam.
Saham BUKA yang diperoleh kemudian dibagi secara merata ke seluruh produk reksadana Sucorinvest AM yang berbasis saham. “Kami menyukai BUKA karena aksi IPO mereka itu untuk mengembangkan bisnisnya, yakni Mitra Bukalapak yang punya prospek menarik. Kami memang lebih memilih perusahaan teknologi seperti BUKA, ketimbang emiten bank digital yang juga belakangan harganya tengah melejit,” kata Toufan kepada Kontan.co.id, Senin (9/8).
Toufan meyakini, masa depan BUKA nantinya ada di Mitra Bukalapak. Karena jika bisnis marketplace-nya memang dari market share jelas kalah dari Tokopedia maupun Shopee. Oleh karena itu, jika dilihat secara valuasi bisa jadi memang kurang menarik lantaran saat ini memang lini bisnisnya sedang shifting ke Mitra Bukalapak.
Baca Juga: Ada sinyal pelonggaran PPKM, Mirae Asset Sekuritas tambah sejumlah saham top picks
Sementara dari sisi risiko, menurutnya akan tergantung dari seberapa lancar eksekusi pergantian model bisnis tersebut dan dicatatkan dalam pendapatan BUKA ke depan. Dengan menimbang risiko tersebut, Toufan mengakui alokasi BUKA pada portofolio reksadana Sucorinvest AM memang tidaklah besar.
Dalam seluruh produk yang memiliki portofolio saham, Toufan menyebut saham BUKA secara porsi dijaga untuk berada di bawah 3%. Pihaknya mengaku masih mengedepankan strategi value investing, sehingga lebih memilih saham-saham blue chip yang dari sisi valuasi sedang terdiskon.
“Jadi saham BUKA pada portofolio reksadana Sucorinvest AM lebih sebagai alpha seeker saja. Ketika sudah mencapai target harga yang kami tetapkan, tentu kami ambil kesempatan untuk profit taking,” imbuh Toufan.
Baca Juga: IHSG merosot 1,22% pada Senin (9/8), aksi jual asing di saham BUKA masih besar
Oleh karena itu, secara kinerja, menurutnya keberadaan saham BUKA tidak akan memberi banyak pengaruh signifikan. Kinerja utamanya masih akan disokong oleh saham-saham blue chips dari kelompok perbankan dan emiten berbasis komoditas.
Dengan melihat kinerja emiten blue chips pada kuartal kedua 2021, Toufan mengaku sudah cukup puas. Walaupun akan sedikit mengalami tekanan dari sisi kinerja akibat adanya PPKM Darurat, dia optimistis saham blue chips tersebut bisa memberikan kinerja yang optimal hingga akhir tahun.
Baca Juga: Masih tak terbendung, saham Bukalapak.com (BUKA) kena ARA lagi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News