Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Sandy Baskoro | Editor: Asnil Amri
JAKARta. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) terus berbenah. Perusahaan telekomunikasi pelat merah itu ingin mengonsolidasi anak usahanya, mulai dari merger, penjualan saham hingga penawaran saham perdana ke publik alias initial public offering (IPO). "Ini supaya tidak terjadi tumpang tindih dan lebih efisien," ujar Rinaldi Firmansyah, Direktur Utama TLKM, Senin (23/4).
Soal merger, TLKM siap menggabungkan bisnis periklanan dari anak usaha Infomedia Nusantara (Infomedia) ke Multimedia Nusantara (Metra). Infomedia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa data dan informasi lain yang berbentuk media cetak dan media elektronik. Adapun, Metra merupakan perusahaan jaringan telekomunikasi dan multimedia. Berdasarkan laporan keuangan TLKM per 31
Desember 2011, nilai aset Infomedia mencapai Rp 787 miliar, sedangkan posisi aset Metra senilai Rp 1,95 triliun.
IPO anak usaha
Soal pelepasan saham anak usaha, TLKM tengah bernegosiasi dengan sejumlah calon investor yang akan membeli saham Patra Telekomunikasi Indonesia (Patrakom). Ini adalah untuk kesekian kalinya TLKM menjajakan saham Patrakom.
Hasilnya memang masih nihil. Kendala yang dihadapi manajemen masih soal kesepakatan harga. Tapi, Rinaldi enggan menyebutkan nilai penjualan yang dikehendaki manajemen TLKM. Yang pasti, TLKM berniat menjual seluruh kepemilikan di Patrakom yang mencapai 40%.
TLKM juga masih berupaya mencari pemodal yang tertarik mengakuisisi PT Citra Sari Makmur (CSM). Di perusahaan ini, TLKM menguasai 25% saham.
TLKM berniat menjual sejumlah anak usahanya lantaran tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja konsolidasi TLKM.
Misalnya, Patrakom yang hanya berkontribusi di bawah 5% dari toal pendapatan TLKM. Alasan penjualan Patrakom dan Citra Sari juga karena TLKM sudah memiliki anak usaha dengan bisnis yang sama. Patrakom dan Citra Sari adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyedia layanan jaringan telekomunikasi data, suara, video, multimedia, dan internet. Sektor bisnis ini juga dijalani oleh Metra.
Untuk IPO, TLKM menyiapkan sejumlah anak usaha. Mereka adalah PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan Infomedia. TLKM kini masih memilih penasihat keuangan (financial advisor), yang akan menghitung kinerja Mitratel untuk menentukan nilai IPO. Nilai aset Mitratel cukup besar, yaitu Rp 3,26 triliun. "Satu hingga satu setengah bulan, kami berharap sudah memilih financial advisor," tutur Rinaldi.
Manajemen TLKM menargetkan, kedua anak usaha itu bisa mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia paling lambat awal tahun depan.
Praktisi pasar modal Kiswoyo Adi Joe menilai, rencana konsolidasi internal sejatinya positif bagi kinerja TLKM ke depan. Merger, misalnya, sebagai salah satu tuntutan persaingan yang semakin ketat. Apalagi, pertumbuhan industri telekomunikasi dianggap sudah melambat.
Kiswoyo merekomendasikan buy on weakness saham TLKM dengan target Rp 8.000 per saham. Harga saham TLKM kemarin tak beranjak dari posisi
Rp 7.800 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News