Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Memasuki separuh kedua 2024, Renny optimistis prospek kinerja HRUM masih cukup baik pada periode ini. Penopangnya adalah permintaan batubara yang cukup stabil, seiring pemulihan ekonomi di Cina dan kenaikan permintaan dari beberapa negara di kawasan Asia yang mengalami musim panas ekstrem.
Pada saat yang sama, produksi nikel HRUM akan bertumbuh di semester kedua, sehingga berpotensi meingkatkan pendapatan.
"Meskipun demikian, harga komoditas diperkirakan masih berfluktuasi yang akan mempengaruhi pencapaian pendapatan dan laba bersih Perseroan sampai akhir tahun 2024," ungkap Renny kepada Kontan.co.id, Kamis (8/8).
Dari proyek ekspansi, Renny menyampaikan bahwa progres pembangunan proyek permurnian nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) berjalan sesuai rencana. HRUM menggarap proyek HPAL ini melalui entitas anaknya, PT Blue Sparking Energy (BSE).
Baca Juga: Harum Energy (HRUM) Targetkan Mulai Produksi Bijih Nikel Sebelum Akhir Tahun Ini
Proyek ini diharapkan akan menambah produksi nikel HRUM pada tahun-tahun mendatang. "Perseroan juga menargetkan untuk dapat memulai produksi bijih nikel dari tambang nikel sebelum akhir tahun ini," terang Renny.
Guna mendukung agenda ekspansi tersebut, HRUM telah merealisasikan belanja modal (capex) sebesar US$ 45 juta pada semester I-2024. Sebagian besar dipakai untuk penambahan properti pertambangan, pembangunan konstruksi di proyek HPAL, pembelian kendaraan dan alat berat, serta pemeliharaan kapal tunda dan tongkang.
Secara konsolidasi, HRUM menyiapkan dana hingga US$ 600 juta dalam perencanaan capex. Mayoritas akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan konstruksi proyek di BSE. "Namun jumlahnya akan ditinjau secara berkala karena perlu disesuaikan dengan progress tahapan konstruksi," tandas Renny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News