kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi Gema Grahasarana (GEMA) untuk ungkit kinerja pada semester II 2020


Minggu, 30 Agustus 2020 / 12:45 WIB
Strategi Gema Grahasarana (GEMA) untuk ungkit kinerja pada semester II 2020
ILUSTRASI. Produsen Vivere, PT Gema Graha Sarana Tbk


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA) tengah berupaya meningkatkan kinerja pada sisa tahun 2020. Corporate Secretary Gema Grahasarana Felrina Sutandi mengatakan, pihaknya sedang fokus untuk memperbaiki kinerja perusahaan tersebut secara menyeluruh.

Untuk itu, GEMA telah menyiapkan sejumlah strategi misalnya saja dengan melakukan transformasi digital secara berkesinambungan. "Selain itu, kami juga menghadirkan variasi produk baru," ujarnya pada Kontan, Sabtu (29/8).

Dalam hal ini, Gema Grahasarana menyediakan variasi produk baru furnitur, aksesoris, dekorasi rumah, produk kerajinan dan seni yang berkolaborasi dengan desainer, pengrajin, seniman, pemilik industri rumahan, individu, serta komunitas kreatif.

Baca Juga: Gema Grahasarana (GEMA) bidik pendapatan Rp 1 triliun tahun ini

Di tengah penerapan standar new normal, produsen mebel dan furnitur ini juga memastikan kelancaran operasional dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Dalam catatan Kontan, sampai tutup tahun 2020 nanti, GEMA hanya membidik pendapatan sebesar Rp 1 triliun.

Sebagai perbandingan, GEMA tercatat membukukan pendapatan neto sebesar Rp 1,18 triliun pada 2019. Berdasar laporan keuangan semester 1 2020, pendapatan GEMA dari lini interior, furnitur, mekanik dan listrik mengalami penurunan 12,14% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 392,70 miliar.

Baca Juga: Ini strategi Gema Grahasarana (GEMA) untuk genjot kinerja di tengah pandemi Covid-19

Padahal pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan dari interior, furnitur, mekanik dan listrik perusahaan mencapai Rp 446,98 miliar.

Sementara itu, laba neto yang dapat diatribusikan kepada entitas induk merosot lebih dari 6 kali lipat dari semula Rp 12,81 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 1,66 miliar di semester I 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×