Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Strategi ekspansi ke luar pulau Jawa dapat mendukung prospek jangka panjang PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT). Prospek emiten peritel ini tetap optimis di tengah tantangan daya beli.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus melihat, prospek AMRT cukup optimis untuk mencetak pertumbuhan kinerja di tahun 2025. Meskipun cukup banyak tekanan yang bisa mendera emiten ritel seperti AMRT.
Ketidakpastian pemulihan ekonomi global akibat kebijakan Donald Trump dan tertahannya daya beli masyarakat telah membuat konsumsi mengalami penurunan. Namun demikian, momentum seperti lebaran diharapkan dapat membantu kenaikan penjualan.
‘’Khususnya AMRT yang memang berada di tengah masyarakat membuatnya menjadi lebih mudah dijangkau,’’ kata Nico kepada Kontan.co.id, Rabu (5/3).
Selain itu, Nico berharap, AMRT dapat melakukan berbagai strategi penjualan dengan diskon. Ekosistem digital yang mereka miliki seperti layanan Alfagift juga dapat mendongkrak penjualan. ‘’Dengan demikian, kami berharap adanya potensi kenaikan penjualan AMRT sekitar 10% – 20%,’’ tambah dia.
Baca Juga: Sumber Alfaria (AMRT) Optimistis Penjualan Naik Dua Kali Lipat di Ramadan dan Lebaran
Research Analyst Ina Sekuritas Rifdah Fatin Hasanah menilai, strategi ekspansi gerai di luar pulau Jawa telah memperkuat posisi pasar, meningkatkan efisiensi, dan mendukung profitabilitas jangka panjang AMRT. Seperti diketahui, AMRT terus menggencarkan pembukaan gerai baru di luar Jawa.
Jaringan gerai AMRT berkembang pada Compound Annual Growth Rate (CAGR) atau tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata mululatif sebesar 8,4% selama 2019–2023, mencapai 22.310 gerai. Dari jumlah tersebut, gerai di luar Jawa tumbuh lebih cepat pada CAGR 11,2% menjadi 7.362 gerai.
‘’Pertumbuhan ini (gerai di luar Jawa) didorong oleh ekspansi ekonomi, biaya tenaga kerja yang lebih rendah, dan biaya sewa yang terjangkau,’’ jelas Rifdah dalam riset 13 Februari 2025.
Selain itu, perluasan gudang yang dilakukan AMRT dapat memperluas margin. Dengan pembangunan gudang, depo dan hub toko, emiten pengelola gerai Alfamart ini dapat meningkatkan efisiensi rantai pasokan, khususnya untuk makanan beku bermargin tinggi.
Menurut Rifdah, AMRT dan pesaingnya (Indomaret) masih akan mendominasi pasar minimarket karena kehadirannya yang kuat dan konsistensi layanan, yang mendorong loyalitas pelanggan dan meningkatnya kunjungan.
Hal itu sejalan dengan survei Populix menunjukkan bahwa 77% orang Indonesia berbelanja di minimarket, dengan alasan aksesibilitas, kenyamanan, dan penawaran produk yang beragam.
Ina Sekuritas meyakini pertumbuhan berkelanjutan AMRT dengan pendapatan diproyeksi tumbuh 10,9% yoy menjadi Rp 118,5 triliun di 2024 dan tumbuh 12% yoy menjadi Rp 132,8 triliun di 2025. Namun perlu diantisipasi risiko melemahnya daya beli dan ketidakpastian ekonomi makro dapat menekan pertumbuhan dan margin dalam jangka pendek.
‘’Ekspansi AMRT ke luar Jawa dan pertumbuhan jaringan gudang memperkuat posisi pasarnya, sementara permintaan konsumen terhadap minimarket semakin mendukung profitabilitas jangka panjang,’’ ucap Rifdah.
Analis Indo Premier Sekuritas Andrianto Saputra, mengamati kinerja AMRT tetap kuat di awal tahun ini yang tercermin dari Same Store Sale Growth (SSSG) kemungkinan bertumbuh, meskipun ada tekanan operational Expenditure (opex) dalam jangka pendek.
Berdasarkan diskusi Indo Premier dengan manajemen AMRT, pertumbuhan penjualan tiap toko atau SSSG AMRT kemungkinan akan kuat di Januari 2025. Hasil ini didorong oleh naiknya volume penjualan sejalan dengan sebagian besar perusahaan FMCG tidak menerapkan kenaikan harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP) yang tinggi.
‘’Kami memperkirakan AMRT akan membukukan SSSG satu digit menengah pada kuartal I-2025 dan ini akan didorong oleh volume dan ASP,’’ tulis Andrianto dalam riset 25 Februari 2025.
Di lain sisi, Andrianto memproyeksi, pengeluaran operasional (opex) AMRT bakal lebih tinggi usai membangun tiga (3) Distribution Center (DC) baru pada kuartal III-2024. Pembukaan DC baru akan berefek negatif pada leverage operatsi AMRT di tahun lalu yang kemungkinan berlanjut hingga kuartal I-2025.
Di samping itu, AMRT berencana membangun dua (2) DC di Palangkaraya dan Bengkulu pada semester kedua 2025 untuk mendukung ekspansi di luar Jawa. Investasi ini sejalan dengan pertumbuhan toko AMRT di luar Jawa yang tumbuh sebesar 9,5% yoy selama Januari-September 2024, melampaui pertumbuhan Jawa sebesar 7,9%yoy.
Baca Juga: Terus Ekspansi Gerai, Ini Strategi Sumber Alfaria (AMRT) Dongkrak Penjualan di 2025
Indo Premier Sekuritas mencatat bahwa investasi pada DC dapat mengakibatkan tekanan opex dalam jangka pendek karena pembangunan pusat distribusi itu membutuhkan 2-3 kuartal untuk mencapai skala ekonomi. Tak hanya itu, AMRT mungkin mengalami tekanan dari pertumbuhan upah minimum dan biaya penyusutan dari DC baru.
Andrianto berujar, antipasi investor terhadap kinerja AMRT yang lebih lemah di tahun lalu sudah terlihat dari koreksi harga saham selama tiga bulan terakhir lebih dari 20%. Namun koreksi harga ini sekaligus menyiratkan titik masuk menarik pada AMRT.
Saham AMRT layak dipantau karena proyeksi CAGR laba untuk 2024-2026 sebesar 14,4%, lebih unggul dibandingkan dengan agregat emiten peritel lain sebesar 12,4% dan ini akan membenarkan premi valuasi AMRT. Sedangkan, risiko bagi AMRT adalah SSSG yang lemah dan opex meningkat, yang bisa mengakibatkan leverage operasional negatif.
Secara keseluruhan, ketiga analis sepakat merekomendasikan buy untuk saham AMRT. Andrianto meningkatkan peringkat AMRT menjadi buy dari hold dengan target harga sebesar Rp 3.050 per saham.
Sementara itu, Rifdah dan Nico merekomendasikan buy AMRT pada target harga masing-masing Rp 3.300 per saham dan RP 3.250 per saham.
Selanjutnya: Pasar Saham Masih Lesu, Ini Usulan Pelaku Pasar untuk Meramaikan Bursa
Menarik Dibaca: Cara Mudah Transfer Uang di Indomaret dan Syarat yang Harus Dilakukan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News