kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.567.000   7.000   0,45%
  • USD/IDR 15.703   0,00   0,00%
  • IDX 7.574   4,17   0,06%
  • KOMPAS100 1.170   -1,95   -0,17%
  • LQ45 921   -3,22   -0,35%
  • ISSI 231   0,26   0,11%
  • IDX30 474   -2,28   -0,48%
  • IDXHIDIV20 568   -1,28   -0,23%
  • IDX80 133   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 141   0,91   0,65%
  • IDXQ30 158   -0,72   -0,45%

Strategi Citra Borneo Utama (CBUT) Kerek Kinerja di tengah Tantangan Industri CPO


Kamis, 31 Oktober 2024 / 22:44 WIB
Strategi Citra Borneo Utama (CBUT) Kerek Kinerja di tengah Tantangan Industri CPO
ILUSTRASI. Pabrik pengolahan kelapa sawit PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT), anak usaha PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS). PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) menyiapkan strategi meningkatkan kinerja perseroan di tengah tantangan industri CPO.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) menyiapkan strategi untuk meningkatkan kinerja perseroan di tengah tantangan industri minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO).

Melansir laporan keuangan, CBUT mencatatkan penurunan penjualan menjadi Rp 6,79 triliun per kuartal III 2024. Sebelumnya, penjualan CBUT tercatat mencapai Rp 7,41 triliun per kuartal III 2023.

Alhasil, laba periode berjalan perseroan turun menjadi Rp 34,98 miliar di akhir September 2024, dari sebelumnya Rp 119,51 miliar di periode sama tahun lalu.

Direktur Utama CBUT, Ronny Hertantyo Raharjo mengatakan, pihaknya masih optimistis dengan kinerja keuangan dan produksi, meskipun menghadapi banyak tantangan di industri CPO.

Baca Juga: Gelar RUPSLB, Citra Borneo Utama (CBUT) Rombak Jajaran Direktur

Ronny merinci, kontribusi penjualan CBUT per kuartal III 2024 mayoritas berasal dari penjualan palm olein sebesar Rp 2,40 triliun. Lalu, penjualan palm stearin sebesar Rp 550,80 miliar, produk RBDPO menyumbang Rp 303,44 miliar, asam lemak sawit distilat Rp 85,33 miliar, dan produk lainnya sebesar Rp 311,03 miliar. 

CBUT saat ini mengoperasikan pabrik refinery dengan kapasitas 2.500 ton CPO per hari atau setara 850.000 ton per tahun. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki pabrik fraksinasi dengan kapasitas produksi 2.500 ton Refined, Bleached, and Deodorized Palm Oil (RBDPO) per hari atau 850.000 ton per tahun.

 

“Pabrik kernel crushing CBUT juga mampu memproses 600 MT kernel per jam atau setara 219.000 ton kernel per tahun,” ungkap manajemen CBUT dalam keterangan resmi, Kamis (31/10).

Baca Juga: Citra Borneo Utama (CBUT) Bakal Bagikan Dividen Rp 9,23 Per Saham

Ronny menuturkan, CBUT berencana meningkatkan kapasitas refinery CPO menjadi 4.000 MT per hari pada kuartal II 2025 dengan penambahan refinery kedua berkapasitas 1.500 MT. Refinery 2 diharapkan mulai beroperasi (commissioning) pada kuartal II 2025, dan produksi penuh diproyeksikan pada kuartal III dan IV 2025. 

“Hingga kini, pembangunan refinery kedua telah mencapai tahap penyelesaian struktur dasar dan diharapkan terlihat bentuk fisik pabriknya pada akhir 2024, seiring alat-alat utama yang telah berada di lokasi,” tuturnya.

Refinery kedua ini dilengkapi dengan teknologi canggih yang mampu mengolah CPO berkualitas rendah sekalipun. Inovasi ini memberikan peluang bagi CBUT untuk menghemat biaya bahan baku dengan membeli CPO diskon dari produsen lain. 

Baca Juga: Turun 35,4%, Citra Borneo Utama (CBUT) Catat Laba Rp 144,24 Miliar di 2023

“Dengan kemampuan ini, CBUT tak hanya meningkatkan efisiensi produksi, tetapi juga mendukung komitmen berkelanjutan karena produk mereka telah bersertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), membuka akses pasar yang lebih luas di Eropa,” katanya.

Ronny memaparkan, CBUT juga merencanakan ekspansi strategis dengan memasuki pasar minyak goreng kemasan premium pada akhir 2024 atau awal 2025. 

Saat ini, CBUT hanya menjual minyak goreng curah di pasar domestik dan internasional. Perseroan sudah melakukan persiapan untuk meluncurkan minyak goreng premium sudah dilakukan, mulai dari perizinan hingga pengembangan merek dagang dan peralatan pengemasan.

“Untuk produk premium ini, CBUT berencana menargetkan pasar lokal di Kalimantan Tengah dan pasar nasional, meski tantangan logistik dan kondisi pasar tetap menjadi perhatian utama dalam strategi pemasaran,” paparnya.

Baca Juga: Crazy Rich Asal Kalimantan Tengah Transaksikan Rp 3,5 T Saham CBUT di Pasar Negosiasi

Meski dihadapkan pada berbagai tantangan, CBUT juga berkomitmen kuat untuk terus berkembang dan berinovasi. Dengan langkah ekspansif dan penerapan teknologi pada refinery baru, CBUT optimis dapat menjaga daya saing di industri hilirisasi sawit yang semakin kompleks.

”Upaya ini juga diharapkan akan berdampak positif bagi kontribusi CBUT terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan petani sawit di Indonesia,” ungkapnya.

Selanjutnya: Putusan MK Ubah 21 Pasal di UU Cipta Kerja, Ini Respon Serikat Pekerja

Menarik Dibaca: Ini Alasan Robert Kiyosaki Suka Menyimpan Bitcoin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×