kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

Ketegangan Timur Tengah Memanas, Harga CPO Catat Rekor Baru


Selasa, 08 Oktober 2024 / 12:44 WIB
Ketegangan Timur Tengah Memanas, Harga CPO Catat Rekor Baru
ILUSTRASI. Pada Senin (7/10) harga CPO mencatatkan rekor harga tertinggi di 2024 ke level MYR 3.434 per ton. ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/rwa.


Reporter: Nova Betriani Sinambela, RR Putri Werdiningsih | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) melesat mengukir rekor baru di tengah memanasnya ketegangan di Timur Tengah. CPO mencatatkan rekor harga tertinggi sejak awal tahun 2024.  

Pada perdagangan Senin (7/10), harga CPO di Bursa Malaysia ditutup menguat ke level MYR 4.343 per ton. Namun siang ini Selasa (8/10) pukul 12.20 wib harganya mulai turun ke level MYR 4.288 per ton.

Tren kenaikan harga CPO ini sudah dimulai sejak Jumat (30/9) lalu dengan harga MYR 3.995 per ton. Harganya sudah mulai reli, hingga mencapai puncak pada Senin (7/10) lalu.

Nampaknya harga minyak kelapa sawit berfluktuasi antara untung dan rugi akibat kenaikan harga minyak bumi dan penurunan lebih lanjut pada harga minyak kedelai sebagai pesaingnya.

Harga minyak sawit bumi yang lebih tinggi cenderung meningkatkan daya tarik biofuel minyak sawit. David Ng, pedagang senior di IcebergX Sdn menyebut lonjakan harga minyak di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah mendukung pasar minyak sawit.

Baca Juga: PT Wilmar Nabati Indonesia Ekspor Perdana Produk Kelapa Sawit

Meski begitu, Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo memperkirakan Malaysia sebagai produsen utama CPO akan menghadapi masalah cuaca. Adapun ganguan cuaca diprediksi akan berlangsung hingga pertengahan Oktober. 

Hal tersebut tentunya akan menimbulkan kekhawatiran tentang pasokan yang ketat. Di tambah lagi adanya minat beli yang signifikan dari India menjelang musim perayaan Diwali.

"Serta pelemahan nilai tukar negara produsen dapat membuat minyak sawit lebih murah bagi pembeli asing dan dengan demikian meningkatkan permintaan," kata Sutopo kepada KONTAN, Senin (7/10). 

Kendati demikian Sutopo menilai faktor-faktor tersebut hanyalah variabel sementara dalam mempengaruhi penguatan harga minyak sawit dalam waktu dekat, dengan perkiraan akan diperdagangkan pada 4.500 MYR/MT. Sementara pada akhir tahun, Sutopo memproyeksi harga CPO akan melemah ke level 4.100 MYR/MT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×