Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menembus level 7.100. Kokohnya bursa saham Indonesia di tengah tantangan sentimen global ditopang oleh kinerja apik mayoritas emiten pada Semester I-2022.
Optimisme pasar membuat IHSG mampu ditutup pada level 7.129,27 pada pekan ini. Sejumlah emiten pun membagikan kiat mereka untuk mampu bertahan, bahkan mencuil peluang menumbuhkan kinerja bisnis di tengah masa transisi pandemi covid-19.
Dalam acara EmitenTalk yang digelar Kamis (11/8), Chief Operating Officer PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK) Hendrik Alexander Mboi mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang membuat ENAK mampu bertahan saat dua tahun pandemi adalah relasi yang baik dengan para stakeholders. Hal ini penting di bisnis restoran, sehingga Champ Resto pun mampu menjaga bisnisnya tanpa memutus kontrak.
Baca Juga: Saham-saham Emiten Baru Punya Nasib Berbeda, Ini Rekomendasi Saham Jagoan Analis
"Kami bekerjasama dengan para supplier dan karyawan yang dengan kesadaran tinggi mampu berjalan dengan baik. Ada efisiensi di semua lini, tanpa perlu memecat karyawan," kata Hendrik seperti dalam keterangan tertulis, Jumat (12/8).
Adapun Champ Resto Indonesia punya enam brand restoran, yakni: Raa Cha, Gokana, BMK, Platinum, Chopstix, dan Monsieur Spoon. Champ Resto mempekerjakan sekitar 6.000 karyawan di 300 outlet yang berlokasi di Jawa maupun Luar Jawa.
Baca Juga: Bidik Kenaikan Kinerja, Cimory (CMRY) Rilis Produk Baru & Perluas Jaringan Pemasaran
Chief Financial Officer PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) Bharat Joshi juga mengamini, di bisnis yang berbasis food & beverage (F&B), hubungan yang baik dengan stakeholders seperti supplier menjadi kunci daya tahan perusahaan. Setelah lolos dari pandemi, faktor eksternal seperti konflik Rusia-Ukraina menjadi tantangan.
Imbas dari perang itu membuat harga bahan baku melonjak. Meski begitu, menaikkan harga produk tak selalu menjadi jawaban. Langkah yang lebih strategis tetap perlu dicari untuk menjaga keberlanjutan bisnis. "Kami berpikir jangka panjang, kalau menaikkan harga produk ini kan solusi jangka pendek," ujar Bharat.
Selain kondisi keuangan perusahaan tergolong solid, emiten yang dikenal dengan produk olahan susu dan yogurt bermerek Cimory ini juga optimistis bisa mencuil peluang bisnis di segmen ini. Pasalnya, ruang untuk menumbuhkan konsumsi susu dan produk olahannya masih besar di Indonesia.
Terlebih, di tengah tantangan yang ada saat ini, kompetensi sumber daya manusia (SDM) perusahaan juga sudah teruji. Tidak kalah saing dengan SDM perusahaan multinasional. "Saat ini kami melihat mereka sudah lebih memiliki skill yang memadai serta mampu berpikir strategis dan cepat," imbuh Bharat.
Baca Juga: Indeks Transportasi dan Logistik Melesat, Cek Rekomendasi Saham Berikut
Sementara itu, Direktur Utama PT Blue Bird Tbk (BIRD) Sigit Priawan Djokosoetono menyampaikan, untuk dapat menjawab tantangan di masa pandemi, pihaknya melakukan operasional secara efisien. Karyawan pun lebih banyak dilibatkan dalam think tank, sehingga lebih banyak muncul ide kreatif yang membuat perusahaan lebih lincah.
Menyambung kiat dari dua direksi sebelumnya, Sigit juga sependapat bahwa relasi dengan stakeholders menjadi penting untuk bisa bertahan di masa-masa menantang. "Sehingga ketika kita mengalami kesulitan, renegosiasi bisa diterima," ujarnya.
Justru, di tengah pandemi, muncul peluang-peluang baru. Seperti pengembangan segmen business to business (B2B), lantaran banyak perusahaan yang lebih memilih sewa dibanding memelihara aset kendaraan.
Di samping itu, yang tak kalah penting adalah kebijakan mendukung green economy. Dalam hal ini, BIRD berupaya meningkatkan kebijakan pengurangan karbon dan memperbanyak unit kendaraan listrik, yang diharapkan bisa beriringan dengan kesiapan ekosistem dan sarana penunjangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News