Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga minyak mentah dunia melemah pada akhir pekan lalu. Stok yang berlebih serta penguatan dollar Amerika Serikat (AS) telah menurunkan appetite pasar terhadap komoditas yang ditransaksikan dengan dollar AS ini.
Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2013 di Bursa Nymex, Jumat (10/5), turun 0,36% menjadi US$ 96,04 per barel. Namun, selama sepekan terakhir, harga minyak mengalami kenaikan 0,45%.
Departemen Tenaga Kerja AS merilis, data pengajuan tunjangan pengangguran mingguan di awal bulan Mei 2013 mengalami penurunan dari sebelumnya 327.000 menjadi 323.000. Hasil yang positif ini mengakibatkan kurs dollar AS menguat.
Selain itu, masalah stok yang berlebih masih menjadi sentimen negatif bagi harga minyak. Data dari Energy Information Administration (EIA) menunjukkan, stok minyak mingguan AS naik sebanyak 200.000 barel, menjadi 395,5 juta barel. Sementara, produksi minyak negara-negara pengekspor minyak yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) di bulan April 2013 naik menjadi 30,46 juta barel per hari dari 30,18 juta barel per hari pada bulan sebelumnya.
Daru Wibisono, analis Monex Investindo Futures mengatakan, reaksi pasar yang negatif saat ini memang dipicu oleh spekulasi mengenai penghentian stimulus moneter AS. Data ekonomi AS yang positif meningkatkan spekulasi stimulus akan segera dihentikan. Padahal, The Fed pernah menyatakan akan tetap mempertahankan stimulus moneter hingga tingkat pengangguran turun menjadi 6,5% atau setidaknya sampai akhir tahun ini.
Tertekan di pekan ini
Secara teknikal, Daru melihat ada pola bearish pada pergerakan harga minyak. Indikator moving average (MA) menunjukkan harga di atas MA 50 dan MA 100, namun pergerakannya sudah mulai membentuk kurva penurunan. Indikator moving average convergence divergence (MACD) juga sudah menunjukkan pergerakan turun. Stochastic sudah melampaui titik overbought 80 dengan pergerakan turun.
Daru memprediksi, harga minyak dalam sepekan ini akan terkoreksi di kisaran US$ 93,65 – US$ 97,80 per barel. Prediksi Nizar, harga minyak di rentang di US$ 93,00 – US$ 99,00 per barel. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News