kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Stok minyak AS membengkak, harga minyak mentah kembali loyo


Kamis, 10 September 2020 / 12:50 WIB
Stok minyak AS membengkak, harga minyak mentah kembali loyo
ILUSTRASI. Harga minyak mentah melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak kembali melemah pada perdagangan hari ini setelah data stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) secara tak terduga naik pekan lalu. Hal ini memicu kekhawatiran tentang pemulihan yang lamban dalam permintaan bahan bakar karena kasus virus corona terus melonjak di banyak negara.

Kamis (10/9) pukul 12.30 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Oktober 2020 turun 24 sen atau 0,63% menjadi US$ 37,81 per barel. Pada sesi sebelumnya, harga minyak berhasil menguat 3,5%. 

Setali tiga uang, harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman November 2020 melemah 17 sen menjadi 0,42% menjadi US$ 40,62 per barel, setelah naik 2,5% pada perdagangan Rabu (9/9).

Analis ANZ dalam catatannya menyebut pasar minyak berada di bawah tekanan pada prospek permintaan yang lemah dan peningkatan pasokan. Energy Information Administration (EIA) akan merilis data inventaris mingguan resmi pada Kamis, sehari lebih lambat dari biasanya setelah libur Hari Buruh AS awal pekan ini. 

Baca Juga: Harga minyak dunia naik lebih dari 3% di tengah bayang-bayang kekhawatiran permintaan

"Musim pemeliharaan (kilang) dan pendekatan hati-hati dari penyulingan harus menjaga permintaan minyak mentah tetap lemah," kata bank itu. Hal ini mengacu pada pemadaman terjadwal secara reguler di kompleks pengolahan minyak.

ANZ menambahkan, impor China kemungkinan akan turun karena 'teko', atau kilang independen, mencapai kuota impor minyak mentah tahunan maksimum mereka.

Dengan kasus virus corona yang meningkat di beberapa negara bagian AS, stok minyak mentah negara itu naik 3 juta barel dalam seminggu hingga 4 September. Itu berdasarkan data American Petroleum Institute (API) pada Rabu (9/9). 

Jelas, hasil tersebut mengkhawatirkan, terlebih para analis memperkirakan stok minyak AS turun 1,4 juta barel di pekan lalu. 

"Jika EIA mengkonfirmasi penumpukan minyak mentah hari ini, itu akan menjadi yang pertama membangun stok AS sejak pertengahan Juli," kata analis ING.

EIA telah memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia untuk tahun 2020 sebesar 210.000 barel per hari menjadi 8,32 juta barel per hari.

Dalam tanda bearish lebih lanjut, pedagang komoditas terkemuka memesan tanker untuk menyimpan minyak mentah dan solar di atas air, dengan pasokan melebihi konsumsi, menurut sumber perdagangan dan data pengiriman.

Baca Juga: Harga komoditas energi diprediksi terus tertekan hingga akhir 2020, ini sebabnya

Meningkatnya stok terjadi menjelang pertemuan pada 17 September dari panel pemantauan pasar Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+. Seperti diketahui, OPEC+ sudah memangkas pembatasan pasokan mulai bulan Agustus lalu dan ekspektasi kenaikan permintaan. 

"Masalah ini akan menjadi fokus utama ... minggu depan, di mana kami mengharapkan pernyataan yang kuat bahwa jika pasar terus melemah, kelompok produsen akan bersiap untuk memangkas produksi lebih lanjut," kata analis Citi dalam sebuah catatan.

Selanjutnya: Harga komoditas energi diperkirakan rebound lagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×