kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Stok bertambah, harga CPO melemah


Jumat, 06 Januari 2017 / 08:40 WIB
Stok bertambah, harga CPO melemah


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kembali melemah. Harga CPO tertekan akibat peningkatan stok serta penurunan ekspor CPO Malaysia.

Mengutip Bloomberg, pada Kamis (5/1), harga CPO kontrak pengiriman Maret 2017 di Malaysia Derivative Exchange terkoreksi 1,43% ke RM 3.096 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Selama sepekan terakhir, minyak sawit sudah terkoreksi 0,32%.

Deddy Yusuf Siregar, Analis Asia Tradepoint Futures, mengatakan harga CPO koreksi akibat kekhawatiran pasar atas peningkatan di Malaysia. Sampai akhir Desember lalu, stok CPO Malaysia tumbuh 0,6% menjadi 1,67 juta ton.

Di saat yang sama, ekspor CPO Malaysia di Desember lalu turun sekitar 5,7%. Pada bulan tersebut ekspor minyak sawit mentah berada di kisaran 1,09 juta ton. “Nah, ekspor yang lebih rendah ini yang mendorong pelemahan harga,” ujar Deddy, Kamis (5/1).

Oil World memprediksi, produksi minyak sawit global tahun 2017 akan tumbuh sekitar 5,7 juta ton–6,3 juta ton. Dari total produksi yang diperkirakan mencapai 65,24 juta ton, Indonesia menyumbang 35 juta ton dan Malaysia 20,5 juta ton.

Di sisi lain, permintaan dari India diprediksi menyusut. Sedangkan China lebih memilih impor minyak kedelai yang harganya jauh lebih murah dari minyak sawit. “Sampai kuartal I, harga CPO kemungkinan di rentang RM 3.200–RM 3.300 per metrik ton,” kata Deddy memprediksi.

Potensi penguatan

Kendati harga tengah melemah, kenaikan pajak ekspor Malaysia bisa menjadi penggerak harga. Agus Chandra, Analyst & Research Monex Investindo Futures, melihat, dengan pajak ekspor yang bertambah dari 6% ke 7% mulai 21 Desember lalu, laju ekspor CPO bisa turun.

“Ini akan mengurangi jumlah CPO yang beredar di pasar,” terang dia.

Selain itu, jelang tahun baru China atau Imlek diperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan. Maka, ada potensi harga menguat di kuartal I ini.

Agus memprediksi pada akhir Maret, harga minyak sawit mentah bisa menembus RM 3.300 per metrik ton. Sedangkan Deddy mengatakan, banjir yang terjadi di perkebunan kelapa sawit Malaysia bisa mengangkat harga dalam jangka pendek.

Peristiwa ini salah satunya menimpa perkebunan milik perusahan kelapa sawit terbesar ketiga di Malaysia, Kuala Lumpur Kepong Bhd. Akibatnya sampai Rabu (4/1) panen dan pengolahan terganggu.

Deddy memperkirakan, harga CPO hingga akhir kuartal I akan bergulir di RM 3.200–RM 3.300 per metrik ton. Secara teknikal, Deddy bilang moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 mengindikasikan penguatan. MACD ada di area positif level 44. Relative strangth index (RSI) di area positif level 57 dan stochastic level 65.

Deddy memprediksi, harga CPO Jumat (6/1) ini akan konsolidasi di kisaran RM 3.070–RM 3.200 dan bergerak di kisaran RM 3.200–RM 2.980 per metrik ton sepekan ke depan. Prediksi Agus, harga CPO hari ini menguat dan bergerak di kisaran RM 3.000–RM 3.200 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×