Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) rawan tertekan kembali. Ekspektasi kenaikan cadangan Malaysia berpotensi menjadi katalis negatif yang menggerus harga CPO.
Mengutip Bloomberg, Rabu (6/12) pukul 12.17 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Februari 2018 naik 0,20% ke level RM 2.568 per metrik ton. CPO menguat usai ditutup di level terendah sejak Juli 2017.
“Dari sisi produksi, investor saat ini mengkhawatirkan adanya kenaikan stok, karena turunnya ekspor,” ungkap Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures dalam keterangan tertulis, Rabu (6/12).
Dalam survei yang dilakukan CIMB Futures terhadap 22 area perkebunan, produksi minyak sawit Malaysia diproyeksikan akan tumbuh 1% pada tingkat bulanan menjadi 2.03 juta ton pada November 2017. Sementara, dari sisi ekspor, data statistik yang dirilis Societe Generale de Surveilance dan Intertek Testing Services menunjukkan ekspor minyak sawit kemungkinan turun sekitar 6,4% pada tingkat bulanan.
“Fokus investor juga tertuju pada penguatan ringgit,” imbuhnya.
Pada pukul 13.30 WIB, mata uang ringgit terpantau menguat tipis 0,1% di level RM 4.0662 per dolar AS. Ringgit berada di level terkuat dalam 14 bulan. Ini akan membuat harga minyak sawit menjadi lebih mahal untuk para pemilik mata uang lainnya.
Faisyal memperkirakan rentang perdagangan CPO pada hari ini akan berada dikisaran RM 2.440-RM 2.470. Jika menembus ke bawah RM 2.440, harga dapat melemah lebih lanjut menuju ke RM 2.420. Sementara, jika menembus di atas level RM 2.470, harga CPO dapat menguat lebih lanjut menuju ke area RM 2.500.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News